TUGAS PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
PENGELOLAAN
LIMBAH ANORGANIK
( PLASTIK DAN KERTAS )
KELOMPOK
7
Disusun Oleh :
1.
Tri Novitasari (1504164)
2.
Wike Pradita
Sari (1504166)
3.
Yuli Suryanti (1504169)
4.
Anindya
Mustikawati (1404171)
5.
Anis Nur Aini (1504172)
6.
Asrowiyah (1504175)
7.
Dika Silvia Sari
(1504177)
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA
HUSADA SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb...
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada Penulis, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pengelolaan Limbah Anorganik
(Plastik dan Kertas)”.
Makalah ini penulis susun dalam rangka untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengembangan Masyarakat, Penyusunan
makalah ini bersumber pada informasi internet dan buku yang penulis peroleh,
dengan ini diharapkan pembaca dapat lebih mengetahui tentang pengelolaan sampah
khususnya sampah anorganik (plastik dan kertas).
Dengan segala kerendahan hati, izinkanlah penulis
untuk menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan
motivasi dalam rangka menyelesaikan makalah ini.
Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan.
2. Semua
pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehubungan dengan
pelaksanaan penulisan makalah ini.
Demikian makalah ini penulis susun, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis meminta maaf apabila ada kesalahan pada
penyusunan kata maupun cetakan karena penyusun menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca.Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Semarang, Desember 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................
B. Rumusan
Masalah...................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
D. Manfaat...................................................................................................
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
B.
Bencana sampah yang tidak dikelola
dengan baik
C.
Konsep pengelolaan sampah
D.
Proses atau tahapan daur ulang
E.
Keuntungan daur ulang sampah anorganik
F.
Pengelolaan limbah plastik dan kertas
G.
7 langkah Manajemen Perencanaan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan
lingkungan merupakan isu yang tidak bisa di hindarkan. Saat ini sampah
merupakan masalah lingkungan yang sangat serius yang di hadapi masyarakat
Indonesia pada umumnya. Bisa dikatakan sampah setiap hari di hasilkan oleh
ibu-ibu rumah tangga, Baik itu sampah organik maupun anorganik. Namun yang
memprihatinkan, sampah-sampah yang dihasilkan tersebut malah dibuang
sembarangan di berbagai tempat, dan efeknya akan merusak lingkungan yang ada di
sekitarnya. Jumlah produksi sampah setiap tahun akan bertambah seiring dengan bertambah
jumlah penduduk.
Pemerintah
saat ini telah berupaya dengan berbagai cara untuk mengatasi masalah sampah.
Terutama masalah sampah anorganik. Namun, belum mencapai titik kesempurnaan.
Hal ini dikarenakan angka jumlah sampah yang ada di Indonesia sangat tinggi.
Sehingga pemerintah kesulitan untuk menentukan cara yang tepat untuk
menyelesaikannya.
Sampah plastik
dan kertas merupakan masalah utama yang sering ditemui masyarakat,
hal ini dikarenakan plastik dan kertas merupakan benda yang paling banyak digunakan manusia dan tentunya
paling banyak dibuang dan menghasilkan sampah.
Banyak orang yang menggunakan plastik untuk
keperluannya sehari-hari entah itu perorangan, toko, maupun perusahaan besar.
Misalnya, berbelanja pasti akan membutuhkan plastik untuk membawa barang
belanjaan, jika plastik itu sudah tak terpakai apakah plastik itu akan
disimpan? Tidak kan. Apa yang mereka lakukan? membuang dan membakar itulah yang
mereka lakukan. Pembuangan sampah-sampah plastik kedalam air dan tanah telah menambah
tingkat kesengsaraan alam. Mengapa demikian? Sampah plastik terbuat dari bahan
anorganik. Bahan-bahan anorganik tersebut sangat sulit dan tidak mungkin
diuraikan oleh bakteri pengurai. Apabila ditimbun dalam tanah untuk
menguraikannya butuh waktu berjuta-juta tahun. Dan apabila dibakar hanya akan
menjadi gumpalan dan butuh waktu lama untuk mengurainya. Dan apakah kalian tahu
akibatnya jika sampah plastik itu terlalu lama tertimbun dalam tanah dan
tertumpuk? Satu, terjadi pemanasan global yang berdampak pada kehidupan manusia
itu sendiri. Dua berdampak pada hewan laut yang menelan sampah plastik yang
terbawa ke laut,dll. Coba bayangkan jika kita sehari saja tidak memakai
plastik, pasti sulit bukan. Contoh: 1. Membawa barang belanjaan tadi. 2.
Para pembuat plastik pasti rugi. 3. Tidak ada alternatif lain untuk membawa sesuatu. Di negara Indonesia masih bergantung pada
plastik lain halnya dengan negara jepang yang sudah sadar akan bahaya
plastik dan beralih pada kertas yang tidak mudah sobek, serta dapat diolah
dengan mudah. Pada akhirnya daur ulang sampah plastiklah yang harus kita
lakukan. Tidak hanya menyelamatkan lingkungan dari pemanasan global, tetapi
juga dapat mendatangkan keuntungan ekonomi.
Kertas
merupakan salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan oleh hampir seluruh umat
manusia didunia, Kehidupan modern kita sehari-hari kini tidak bisa lepas dari kertas yang bahan bakunya
sebagian besar kayu hasil tebangan pohon dari hutan. Dengan demikian
semakin boros masyarakat memakai kertas, semakin banyak pohon yang harus
ditebang untuk dijadikan pulp (bubur) calon kertas. Sebagai gambaran kasar,
untuk menghasilkan 1 ton serat asli pulp kimia diperlukan sekitar 1,5 ton kayu.
Jadi dapat dibayangkan apabila penggunaan kertas hanya dipenuhi oleh serat asli
maka akan berdampak langsung pada kelestarian lingkungan hidup. Kebutuhan
kertas di Indonesia apabila pada tahun 1987 hanya membutuhkan 782.420 ton maka
pada tahun 1996 sudah mencapai angka 3.119.970 ton. Dan dari semua kertas yang
dikonsumsi tersebut hanya sebagian kecil yang kembali kepabrik untuk didaur
ulang karena terjadi benturan kepentingan dengan penggunaan lain oleh
masyarakat. Namun demikian bukan berarti kertas yang tidak kembali ke pabrik kertas
tersebut sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Kertas bekas yang tidak
termanfaatkan karena satu dan lain akhirnya akan bermuara ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) sehingga akan menambah volume sampah dan memperpendek umur TPA itu
sendiri .
Kertas dapat
didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan
material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas
jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya
dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas
lebih.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka makalah ini
dapat dirumuskan bagaimanakah pengolahan limbah anorganik (plastik dan kertas)?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Darimana Limbah anorganik
(plastik dan kertas) berasal ?
2. Apa Manfaat Limbah anorganik (plastik dan kertas) untuk masyarakat ?
3. Bagaimana Proses Pengolahan limbah anorganik ?
4. Bagaimana Pengolahan Limbah anorganik Menjadi Bahan yang Bernilai ?
D. Manfaat
1.
Dapat mengetahui Pengertian Sampah, Pengelolaan
Sampah, Limbah plastik dan kertas serta Daur Ulang.
2.
Dapat mengetahui bencana akibat sampah yang tidak
dikelola dengan baik.
3.
Dapat mengetahui konsep pengelolaan sampah.
4.
Dapat mengetahui proses atau tahapan daur ulang.
5.
Dapat mengetahui Keuntungan Daur Ulang Sampah
anorganik.
6.
Dapat mengetahui pengelolaan limbah anorganik
khususnya plastik dan kertas.
7.
Dapat mengetahui 7 langkah manajemen perencanaan dalam
menyelesaikan permasalahan tentang pengelolaan sampah anorganik (plastik dan
kertas).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sampah adalah suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang
belum memiliki nilai ekonomis. Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh
manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya
tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat
dibagi menurut jenis-jenisnya (Anonim : 2012).
Jenis-jenis
sampah berdasarkan sifatnya.
a. Sampah
organik.
Sampah Organik, yaitu
sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya.
b. Sampah
anorganik
Sampah Anorganik, yaitu
sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Setiap
tahun jumlah sampah di Indonesia pada umumnya selalu bertambah, seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk serta penggunaan bahan-bahan yang menghasilkan
banyak sampah secara berlebihan.
Pengolahan
adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses
pengolahan alumunium
dapat menghemat 95% energi
dan mengurangi polusi udara
sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga
prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat
dengan pengolahan kertas, logam, kaca, dan plastik.
Pengelolaan
sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan,
atau keindahan. Pengelolaan sampah
juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan
metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
Pada
pemahaman yang terbatas, proses pengolahan harus menghasilkan barang yang mirip
dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus
menjadi kertas
dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena
bekas harus menjadi polistirena
dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih
mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi,
pengolahan adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda.
Bentuk lain dari pengolahan adalah ekstraksi material berharga dari sampah,
seperti emas
dari prosessor komputer, timah hitam
dari baterai,
atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan,
seperti merkuri.
Limbah plastik dan kertas adalah
barang buangan yang berupa plastik dan kertas yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal
sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Daur ulang merupakan proses untuk
menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya
sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi
penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi
polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan
proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan
sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama
dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R
(Reuse, Reduce, and Recycle).
B. Bencana sampah yang tidak dikelola
dengan baik
-
Longsor
tumpukan sampah
-
Sumber
penyakit
-
Pencemaran
lingkungan
-
Menyebabkan
banjir
C.
Konsep
Pengelolaan Sampah
Hierarki Sampah - hierarki limbah merujuk
kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah
dan daur ulang, yang mengklasifikasikan
strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hierarki limbah yang
tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan
limbah hierarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk
menghasilkan jumlah minimum limbah.
D.
Proses atau Tahapan Daur Ulang
Berikut
ini merupakan tahap-tahap dari kegiatan daur ulang yang dapat dilakukan:
1) Mengumpulkan; yakni
mencari barang-barang yang telah di buang seperti kertas, botol air mineral, dus susu, kaleng dan
lain-lainya.
2) Memilah; yakni
mengelompokkan sampah yang telah dikumpulkan berdasarkan jenisnya, seperti
kaca, kertas, dan plastik.
3) Menggunakan Kembali; Setelah dipilah,
carilah barang yang masih bisa digunakan kembali secara langsung. Bersihkan
terlebih dahulu sebelum digunakan.
4) Mengirim; Kirim sampah
yang telah dipilah ke tempat daur ulang sampah, atau menunggu pengumpul barang bekas keliling yang akan dengan senang hati
membeli barang tersebut.
5) Lakukan Daur Ulang Sendiri;
Jika mempunyai waktu dan ketrampilan kenapa tidak melakukan proses daur ulang
sendiri. Dengan kreatifitas berbagai sampah yang telah terkumpul dan dipilah
dapat disulap menjadi barang-barang baru
yang bermanfaat.
E.
Keuntungan Daur Ulang Sampah Anorganik
-
Aspek Lingkungan
1. Penghematan Sumber Daya Alam
Pemenuhan bahan baku pabrik dari hasil
pemulungan sampah menyebabkan penggunaan bahan baku yang berasal dari alam
menjadi berkurang dan dapat ditekan. Selanjutnya bahan baku dari alam dapat
digunakan untuk proses produksi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Sebagai contoh, setiap ton daur-ulang baja dapat menghemat 1,5 ton biji besi
dan 3,6 barel minyak atau menghemat 67% energi.
2. Pengurangan Pencemaran Lingkungan
Beberapa keunggulan daur-ulang sampah
anorganik yang berkaitan dengan penanggulangan pencemaran lingkungan antara
lain adalah sebagai berikut: a. Mendaur-ulang 1 ton kertas koran akan
menyelamatkan 17 pohon dan menggunakan kertas daur-ulang dapat mengurangi 74%
pencemaran udara, 34% pencemaran air, dan menghemat energi hingga 67%. b.
Usaha daur-ulang sampah anorganik seperti kaca, plastik, kertas koran, kaleng,
besi, dapat mengurangi tumpukan sampah kota hingga 25%.
-
Aspek Ekonomi
1. Menghemat Biaya Operasional Pengelolaan Sampah
Daur-ulang sampah anorganik telah terbukti
dapat mereduksi biaya pengangkutan dan pembuangan akhir. Sebagai contoh, di
Bandung laju daur-ulang sampah anorganik di 38 TPS yang ada adalah sekitar
37.204 kg per minggu atau 1.939.923 kg per tahun. Biaya satuan pengangkutan dan
pembuangan akhir untuk setiap ton sampah di Kota Bandung adalah sebesar
Rp.58.540,- dan Rp.17.700,-, maka biaya pengelolaan sampah yang dapat dihemat
bisa mencapai Rp. 147 juta setiap tahun. Bila diasumsikan laju daur-ulang
sampah anorganik meningkat sampai 20% dari total sampah anorganik yang masuk ke
TPS, maka biaya yang dapat dihemat mencapai Rp. 379 juta per tahun.
2. Menciptakan Lapangan Kerja Hasil
Studi CPIS (1988) menyebutkan bahwa seorang
pemulung di Jakarta mampu mengumpulkan rata-rata 35 kg sampah per hari. Apabila
penyerapan pemulung terhadap total produksi sampah kota sebesar 25%, maka di
Jakarta saja yang menghasilkan sekitar 6.000 ton sampah per hari mampu menciptakan
lapangan kerja di sektor informal bagi Kurang lebih 40.000 pemulung.
Selain itu kegiatan daur-ulang sampah
anorganik mampu menciptakan usaha bagi pelapak, bandar dan pemasok. Dengan
asumsi dasar bahwa seorang pelapak membeli dari 15,5% pemulung setiap harinya
(CPIS, 1988), maka kegiatan daur-ulang sampah mampu menciptakan usaha bagi
sekitar 2.500 pelapak di Jakarta, dengan keuntungan bersih yang relatif cukup
besar, yaitu Rp.32.445,- setiap hari.
3. Menyediakan Bahan Baku Bagi Industri Daur-Ulang
Sampah Hasil penyortiran sampah oleh pemulung
akhirnya akan disetorkan ke pabrik pengolah bahan sampah sebagai bahan baku
kelas dua.
Sebagai contoh di Indonesia terdapat dua
pabrik kertas berskala besar yang membutuhkan bahan baku dari sampah kertas sebesar
50 ton per hari (PT. Gunung Jaya Agung) dan 1.000 ton/hari (PT. Sinar Dunia
Makmur). Dari kedua pabrik kertas tersebut, kebutuhan bahan baku yang dipasok
dari pemulung mencapai 378.000 ton setiap tahun yang berarti penghematan
sejumlah 6 juta pohon yang seharusnya ditebang sebagai bahan baku kertas.
F.
Pengelolaan
Limbah Plastik dan Kertas
1. Limbah Plastik
a. Sejarah
Plastik
Sejak tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam
hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian
mobil dan alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan
digunakan untuk mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak
berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling
banyak digunakan dan dipilih sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada
abad ini.
Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional di London,
Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini
dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa
temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang
lebih murah. Ia juga menemukan bahwa parkesine ini
bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya,
temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan. Pada akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola
biliar meningkat, banyak gajah dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan
baku bola biliar. Pada tahun 1866, seorang Amerika bernama John Wesley Hyatt, menemukan bahwa seluloid bisa dibentuk menjadi bahan yang keras. Ia
lalu membuat bola biliar dari bahan ini untuk menggantikan gading
gajah. Tetapi, karena bahannya terlalu rapuh, bola biliar ini menjadi pecah ketika saling berbenturan. Bahan
sintetis pertama buatan manusia ditemukan pada tahun 1907 ketika seorang ahli
kimia dari New York bernama Leo Baekeland mengembangkan resin cair yang ia beri nama bakelite. Material baru ini tidak terbakar,
tidak meleleh dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian,
sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya seperti kayu
lunak. Tidak lama kemudian berbagai macam barang dibuat dari bakelite,
termasuk senjata dan mesin-mesin ringan untuk keperluan perang. Bakelite juga digunakan untuk keperluan
rumah tangga, misalnya sebagai bahan untuk membuat isolasi listrik. Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa,
pertama kali dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire
Bernigaut pada tahun 1891 di Paris. Ketika itu ia
mencari suatu cara untuk membuat sutera buatan manusia dengan cara mengamati
ulat sutera. Namun, ada masalah dengan rayon temuannya ini yaitu sangat mudah
terbakar. Belakangan masalah ini bisa diatasi oleh Charles
Topham.
b. Mengenal Bahaya Kemasan Plastik dan Kresek
Kantung
plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang
paling banyak dipergunakan karena murah, praktis dan mudah didapat. Tetapi
sayangnya kemasan plastik dan kantung plastik kresek ternyata tidak
selalu aman, bahkan berbahaya bagi kesehatan. Beberapa jenis kemasan plastik
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan termasuk diantaranya kantung plastik
“kresek” berwarna serta kemasan plastik berbahan dasar polistiren dan polivinil
klorida (PVC). Juga berbagai kemasan dari plastik lainnya semisal botol plastik
bekas minuman dan lainnya yang kita perlu mengenalnya.
Meskipun
selama ini belum pernah ada pengaduan atau keluhan mengenai gangguan kesehatan
akibat penggunaan kantung “kresek” sebagai wadah makanan, namun kita perlu
berhati-hati. Kalau mau mewadahi makanan siap santap dengan plastik kresek
sebaiknya dilapisi dulu dengan bahan yang aman seperti daun atau kertas.
Selain
plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan
makanan “styrofoam” juga berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa membahayakan
kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas bila
bereaksi dengan makanan yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol dalam
keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak berbahaya.
Secara
umum, kemasan plastik diberikan label-label sebagai berikut:
-
PETE atau PET (polyethylene terephthalate)
dengan berlabel angka 01 dalam segitiga biasa dipakai untuk botol plastik yang
jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral. Botol-botol dengan
bahan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan dipakai untuk
menyimpan air hangat apalagi panas.
-
HDPE (high density polyethylene) berlabel
angka 02 dalam segitiga biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih
susu. Direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.
-
V atau PVC (polyvinyl chloride) berlabel
angka 03 dalam segitiga adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik
ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.
Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor
dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk
ginjal, hati dan berat badan.
-
LDPE (low density polyethylene) berlabel
angka 04 dalam segitiga biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang
lembek. Barang-barang dengan berkode ini dapat di daur ulang dan baik untuk
barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang ini bisa
dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.
-
PP (polypropylene) berlabel angka 05 dalam
segitiga adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang
berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol
minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik botol ini transparan
yang tidak jernih atau berawan.
-
PS (polystyrene) berlabel angka 06 dalam
segitiga biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali
pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan
ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan
sistem syaraf. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika
sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara
China.
-
Other (biasanya polycarbonate) berlabel angka
07 dalam segitiga bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol
minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A
ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon.
Kemasan
plastik yang paling banyak dan paling aman digunakan adalah yang terbuat dari
polyethylene (PE) dan polyprophylene (PP) yang dilabeli terkadang juga dilabeli
dengan gambar gelas dan garpu atau ada tulisan `untuk makanan` atau `for food
use`. Sayangnya masih banyak barang plastik yang tidak mencantumkan
simbol-simbol ini, terutama barang plastik buatan lokal.
c. Beberapa
cara pengolahan limbah plastik secara umum
·
Daur Ulang
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur
ulang umumnya dilakukan oleh industri.”Secara umum terdapat empat persyaratan
agar suatu sampah plastic dapat diproses oleh suatu industri, antara lain
limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses
melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan
penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.
Daur ulang
plastik digunakan untuk melindungi lingkungan dan mengambil
keuntungan dari bahan plastik bekas. Plastik merupakan bahan yang sangat
berguna dan fleksibel, tetapi dapat menjadi sampah setelah digunakan.
Plastik banyak digunakan oleh semua
orang di dunia ini seperti halnya tas, kantong, botol, ember, mainan, tempat
makanan, dll. Setiap kali anda membeli barang baik itu makanan atau barang
lainnya dari toko manapun, anda akan menggunakan kantong plastik untuk membawa
barang-barang belanjaan.
Plastik
terbuat dari bahan kimia polimer dan tidak dapat terurai ketika dibuang dan
dikubur. Ketika plastik dibakar maka akan memancarkan zat kimia berbahaya yang
berdampak buruk pada lingkungan. Oleh karena itulah, proses daur ulang
plastik dikembangkan.
Dibandingkan
dengan bahan lain seperti kaca dan logam, daur ulang plastik lebih mahal dan
rumit. Hal ini dikarenakan bahan polimer dalam plastik. Berbagai jenis plastik tidak
dapat dicampur bersama-sama dalam proses daur ulang. Proses yang sering
digunakan adalah proses polimerisasi dimana zat polimer dalam plastik diubah
menjadi monomer. Zat kimia ini kemudian dimurnikan dan disintesis untuk
membentuk bahan plastik baru. Keuntungan besar dari teknik ini membuat semua
jenis plastik bisa didaur ulang. Serpihan yang dilebur hingga meleleh akan
membentuk butiran yang nantinya dikirim ke pabrik di mana produk-produk baru
akan dibuat.
Beberapa
bentuk hasil daur ulang dari sampah plastik, sebagai berikut:
Hasil
Daur Ulang Sampah Plastik
No.
Jenis Sampah Plastik -Produk Hasil Daur Ulang
1.
Acrytic Toples, tatakan/tutup gelas
2.
AS sen Nampan, korek gas, toples
3.
Chip tali Rambut boneka
4.
Duragon Roda kaset
5.
HD ember Centong, tempat sabun, piring
6.
HD blowing Celengan, botol plastic
7.
HD hitam Ember, roda mobil mainan
8.
HD tikar Ember, piring, rolan kabel
9.
HD butek Corong, tempat sayuran, tempat sambal
10.
PVC selang Sandal, sepatu boot
11
PVC botol Celengan, botol
12.
PVC blue band Botol, celengan, toples
13.
PP kardus Ember, gayung, piring
14.
PP ember cat Thermos, gayung
15.
PP tali Cangkir, gelas,tali raffia, gayung
·
Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik
adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik
mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunkana sebagai sumber
tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu
bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan tetapi, pembakaran
sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik
seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas
menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif.
Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling
serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran
senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus
dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
·
Plastik Biodegradable
Sekitar separuh dari penggunaan plastik
adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat plastik
yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah dipasarkan.
Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung. Tetapi, plastik
jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih.
d. Pemanfaatan
Limbah Plastik
Pemanfaatan
limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin yang
dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle).
1.
Limbah
plastik sebagai bahan ornamen bangunan
Di
Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai
produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang
sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di
Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang
telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur
ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat,
karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).
Pemanfaatan
plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada
tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan
memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu
sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik
sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur
ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah
dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan
memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan
dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai
matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003)
dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit
kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai
matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan
dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).
2.
Pemanfaatan
limbah plastik sebagai bahan kreasi
Pemanfaatan
limbah plastik sebagai kreasi seperti dari botol plastik bekas, bungkus sabun
colek/detergent, bungkus serbuk minuman, bungkus minyak goreng, dll.
2. Limbah Kertas
a. Usaha
Daur ulang Sampah Kertas
Saat mendengar kata sampah mungkin hal yang ada dibenak kita hanyalah benda
kotor dan tidak berguna. Namun anggapan seperti itu tidak selalu benar, sampah
juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi barang yang bernilai jual dan
menguntungkan. Salah satunya kertas daur ulang, kartas daur ulang merupakan produk
dari bahan kertas bekas. Bahan untuk membuat kertas daur ulang dapat berupa
sampah koran, kardus ,dan lain-lain. Untuk membuat kertas daur ulang tidak
membutuhkan proses yang rumit dan bahan yang mahal. Tahapan
pertama kertas bekas yang sudah dikumpulkan, direndam dalam air untuk
menghancurkan kertas. Kemudian, kertas yang sudah hancur kemudian dicampur
dengan lem. Setelah melalui tahap pencampuran, adonan tersebut kemudian di
cetak menggunakan cetakan khusus agar rapi dan tipis. Setelah dicetak kertas kemudian
di jemur agar kering dan dapat dimanfaatkan, biasanya kertas daur ulang seperti
ini dijual ke para pengrajin untuk selanjutnya di buat menjadi barang bernilai
seni. Dengan demikian maka kita dapat menaggulangi masalah sampah yang ada di
sekitar kita, dan dapat memperoleh keuntungan dari hasil pemanfaatan sampah.
Kertas daur ulang atau yang juga dikenal dengan sebutan kertas seni
mulai populer pada dekade 80-an. Dengan menerapkan teknik pembuatannya yang
sama seperti teknik membuat kertas pabrikasi, sebagian masyarakat mulai mencoba
membuat kertas daur ulang secara manual atau buatan tangan. Dari sini kemudian
timbul beragam nama untuk penyebutan kertas hasil buatan tangan, seperti kertas
daur ulang (recycle paper), kertas buatan tangan (handmade paper),
serta kertas seni (art paper) karena fungsinya sebagai sampul atau
pelapis produk seni, seperti asesoris atau cinderamata.Setelah masyarakat
melihat adanya peluang bisnis yang cukup prospektif, maka pada dekade 90-an
kertas daur ulang mulai diproduksi secara komersial. Di Yogyakarta,
beberapa kelompok seniman memproduksi kertas daur ulang untuk kepentingan
proses kreatifnya, seperti dalam pembuatan lukisan ataupun eksperimental art
lainnya. Sementara di berbagai kota lainnya muncul kelompok usaha yang memproduksi
kertas daur ulang untuk pembuatan produk-produk cinderamata secara
komersial. Sejak saat itu, kertas daur ulang mulai dilirik sebagai sebuah
peluang bisnis yang sangat menarik.Kini untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat terhadap kertas daur ulang, khususnya pesanan dari para eksportir
maupun pembeli luar negeri, para produsen mulai mencari alternatif lain dalam
memproduksi kertas daur ulang secara massal.Tentunya tanpa meninggalkan
kualitas dan ciri khasnya sebagai kertas seni.Teknologi baru pembuatan kertas
daur ulang, seperti penggunaan mesin, sudah mulai diperkenalkan. Kenyataan ini
bukan mustahil akan mendorong bisnis pembuatan kertas daur ulang menjadi usaha
komersial yang tidak lagi berskala kecil atau home industry.
b. Sumber Limbah Kertas
Seiring perkembangan zaman dan teknologi diiringi
perkembangan intelektual manusia yang mendorong manusia untuk terus menuntut
pendidikan formal di sekolah. Dari hal
tersebut kebutuhan manusia akan kertas juga akan terus meningkat. Sekolah
merupakan lingkungan kecil di mana manusia di dalamnya membutuhkan kertas
karena di luar sana masih benyak masyrakat dari berbagai golongan yang juga
menggunakan kertas sebagai kebutuhannya, misalnya karyawan kantor, arsitek dan
masih banyak lagi.
Limbah kertas berasal dari pengguna kertas seperti di
atas karena limbah kertas merupakan kertas yang sudah tidak terpakai lagi oleh
penggunanya sehingga penggunanya lebih cenderung membuangnya. Limbah kertas
juga terdiri dari berbagai jenis di antaranya, kertas tulis, majalah, koran,
karton atau pun pembungkus makanan. Sampah yang berasal dari daerah
perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini
terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah
makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor
pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis
(bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy. Limbah kertas tersebut
biasanya berasal dari sektor Perdagangan, Perkantoran, dan lain sebagainya.
c. Dampak Limbah Kertas dalam
Kehidupan Manusia
Dampak kertas terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus
ditanggung alam karena keberadaan sampah kertas. Dampak ini ternyata sangat
signifikan. Sebagaimana yang diketahui, kertas yang mulai digunakan sejak zaman
dahulu sebagai alat bahan dasar untuk menulis, kini telah menjadi barang yang
sudah tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kertas terbuat dari bahan
dasar pohon, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kertas maka ribuan pohon ditebang
setiap tahunnya sehingga mengakibatkan rusaknya hutan yang merupakan paru-paru
dunia dan juga mengakibatkan kelangkaan flora dan fauna.
Kebutuhan manusia yang berlebih terhadap kertas mengakibatkan bertambahnya
produksi sampah kertas di lingkungan sekitar. Meskipun terbuat dari bahan
organik yang bisa terurai, namun masih sering ditemukan tumpukan sampah yang
terdiri dari kertas. Hal ini tentunya menjadi pemandangan yang tidak nyaman dan
juga merupakan sumber penyakit.
d. Manfaat Limbah Kertas
Limbah kertas memiliki manfaat yang tak terduga karena dapat di daur ulang
menjadi art paper dan dapat digunakan untuk membuat kerajinan tangan
seperti kartu ucapan, pelapis permukaan boks karton, tas, kap lampu, pengolahan
sampah kertas ini sudah banyak di gunakan seluruh masyarakat tanpa mereka sadar
bahwa bahan dari produk tersebut adalah dari sampah kertas. Pemanfaatan kembali
kertas bekas secara langsung untuk penggunaan lain merupakan upaya penghematan
terhadap peningkatan kebutuhan kertas dari seratasli. Upaya guna ulang kertas
bekas tersebut akan berdampak positif terhadap kemusnahan hutan dimasa mendatang. Salah satu
upaya daur ulang sampah kertas adalah memberi perlakuan terhadap
kertas kardus bekas untuk dijadikan produk bahan pengemas kembali dengan
ukuran yang sama atau lebih kecil.
Usaha ini sangat menarik karena dapat menciptakan sesuatu benda baru yang
bermanfaat tentunya dengan modal yang tidak terlalu besar karena bahan baku
utamanya adalah sampah kertas. Selain itu, dengan usaha ini berarti kita telah
membantu pemerintah untuk mengurangi volume sampah yang ada. Bahkan dengan
pengolahan yang sederhana dan dikombinasikan dengan sampah alami dilingkungan
sekitar kita maka aneka benda baru dapat bermanfaat dengan penampilan baru yang
kaya akan nuansa alami. Atas ide tersebut, penulis berusaha membuat suatu
bentuk baru diantaranya jam dari bahan pengolahan dengan pertimbangan souvenir
seperti tempat foto dan tempat pinsil telah banyak dijumpai sehingga dengan
souvenir jam dari bahan kertas pengolahan ini diharapkan dapat menjadi souvenir
dari bahan kertas pengolahan yang sedikit berbeda dari biasanya.
e. Manfaat Pengolahan yang Dibuat
Pengolahan berguna untuk mengurangi jumlah limbah kertas yang ada di
masyarakat yang biasanya menjadi sumber penyakit sehingga juga mengurangi
resiko terkena penyakit bagi masyarakat. Selain itu, hasil pengolahan juga
dapat dijadikan suatu hiasan dinding sehingga sampah yang sebelumnya tidak
memiliki nilai manfaat berubah menjadi benda yang memberi keindahan dan memberi
keuntungan bagi masyarakat dilihat dari nilai ekonomi, nilai sosial, dan nilai
budaya.
G. 7 Langkah
Manajemen Perencanaan
1. Perumusan masalah berdasarkan diskusi
Berdasarkan hasil diskusi
diatas, maka perumusan masalah ini yaitu ”Bagaimanakah Pengolahan
Limbah Plastik dan Kertas Menjadi Bahan yang Bernilai?”
2. Penetapan Program
Setelah masalah ini
teridentifikasi maka dirumuskan
penanganan program masalah ini yakni Pengolahan Limbah Plastik dan Kertas
menjadi suatu kerajinan
yaitu pembuatan hiasan dinding dengan cara memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara pengolahannya, langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a.
Alat yang
digunakan:
1)
Triplek / Cetakan
2)
Kuas
3)
Baskom ( atau wadah yang lain )
b.
Bahan yang digunakan
1)
Kertas Koran Bekas
2)
Bungkus bekas serbuk minuman / botol bekas
3)
Air
4)
Semen
5)
Cat
c.
Cara kerja
pengolahannya:
-
Untuk mengubah kertas menjadi bahan yang bisa
digunakan untuk kreasi yakni caranya adalah
1)
Kertas koran bekas yang telah dikumpulkan direndam di
air yang ada di baskom.
2)
Hancurkan bubur kertas yang direndam dengan
menggunakan tangan sampai menjadi bubur kertas, tetapi agar mudah memperoleh tekstur kasar pada produk kertas jangan terlalu hancur.
-
Sedangkan untuk sampah plastik bisa dibentuk atau
disusun langsung tanpa harus dihancurkan terlebih dulu.
3.
Perumusan Tujuan
Berdasarkan Penetapan program
diatas maka perumusan tujuannya adalah:
a. Mengurangi jumlah limbah plastik dan kertas yang ada di masyarakat yang
biasanya menjadi sumber penyakit sehingga dapat mengurangi resiko terkena penyakit bagi masyarakat.
b. Hasil pengolahan juga dapat dijadikan suatu hiasan dinding sehingga sampah
yang sebelumnya tidak memiliki nilai manfaat berubah menjadi benda yang memberi
keindahan dan memberi keuntungan bagi masyarakat dilihat dari nilai ekonomi,
nilai sosial, dan nilai budaya.
c. Meningkatkan kreativitas masyarakat terhadap apa saja yang ada di sekitarnya
terkhususnya pada sampah plastik dan kertas.
d. Memberikan bekal keterampilan dan mendorong
masyarakat sekitar untuk memulai kegiatan ekonomi (kelompok usaha/UKM) dengan
bahan yang murah dan mudah didapat.
e. Memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga mengurangi pengangguran dan meningkatkan pemasukan ekonomi.
4.
Penentuan kelompok sasaran
Penentuan kelompok sasaran berdasarkan perumusan tujuan adalah
masyarakat.
5.
Identifikasi Sumber dan Tenaga Pelaksana (Instrumen)
Berdasarkan uraian diatas maka identifikasi sumbernya adalah limbah kertas
(koran bekas, kardus bekas, majalah bekas, dll) yang sudah tidak dipakai dan limbah
plastik (botol minuman bekas, bungkus bekas serbuk minuman, dll) kemudian dikelola menjadi bahan Hiasan Dinding. Tenaga
pelaksaannya adalah manusia sebagai pengelola dalam keterampilan pembuatan
hiasan dinding.
6.
Penentuan Strategi dan Jadwal Kegiatan
Penentuan strateginya yaitu :
a.
Mengumpulkan
dan mengelola bahan-bahan yang akan digunakan sebagai hiasan dinding seperti
limbah kertas (koran bekas, majalah bekas, dll), triplek/Cetakan, kuas, baskom ( atau
wadah yang lain ), limbah
plastik (botol minuman bekas, bungkus bekas serbuk minuman, dll) semen, dan cat.
b.
Memberikan
pelatihan kepada masyarakat tentang cara pengelolaan limbah plastik dan kertas menjadi kerajinan yaitu hiasan dinding.
c.
Pengelolaan sampah plastik dan
kertas yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern
dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R( Reuse, Reduse, and Recycle ).
Jadwal kegiatan dapat dilakukan kapanpun sesuai dengan waktu luang
masyarakat.
7.
Monitoring dam Evaluasi
Cara
memonitoring kegiatan ini adalah dengan cara memberikan pelatihan kepada
masyarakat yang dikoordinir oleh seseorang yang dipilih sebagai penanggung
jawab dalam penetapan program sehingga dapat berjalan sesuai dengan perumusan
tujuan. Kegiatan ini dapat dievaluasi dengan cara melihat hasil penetapan
program apakah sudah sesuai dengan perumusan tujuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah merupakan hal kecil yang sering dilupakan , namun dapat menjadi
masalah yang sangat besar apabila tidak ditangani secara serius. Dalam hal ini
sampah plastik dan kertas merupakan masalah utama yang sering ditemui
masyarakat, hal ini dikarenakan plastik dan kertas merupakan benda yang paling
banyak digunakan manusia dan tentunya paling banyak dibuang dan menghasilkan
sampah. Saat mendengar kata sampah mungkin hal yang ada di benak kita hanyalah
benda kotor dan tidak berguna. Namun anggapan seperti itu tidak selalu benar,
sampah juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi barang yang bernilai jual dan
menguntungkan.
B. Saran
Penulis
mengharapkan agar kita bisa lebih mengenali dan memahami sumber-sumber sampah,
dampak yang ditimbulkan serta pemanfaatan sampah khususnya sampah plastik dan kertas
sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalm kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Mutaqin, Zaenal. 2011. Buku Manfaat Limbah Bagi Kehidupan
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Elektrik
Book Limbah Menjadi Sumber Rejeki Jurnal Urif Santoso
Tarwoto,
Ns. Dkk. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Salemba Medika.
Utamadi dan Mulyono. 2012. Cara
Pengelolaan limbah. Jakarta: Sagung Seto.