Selasa, 15 Maret 2016

TUTORIAL METODE SUPERVISI DENGAN CASE PRESENTASI












TUGAS METODIK KHUSUS
( TUTORIAL METODE SUPERVISI DENGAN CASE PRESENTASI )

Dosen  Pengampu : Maftuchah, S.siT, M.Kes 


Disusun Oleh :
Kelas C
Anis Nur Aini                          ( NIM : 1504172 )
Fitria Setyaningrum                 ( NIM : 1504186 )



PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKENARIO PERAN PRECEPTORSHIP
SUPERVISI DENGAN CASE PRESENTASI


SITUASI:
Sebagai CI di Ruang Bersalin suatu Rumah Sakit. Anda membimbing 6 mahasiswa praktikan. Menjelang akhir jadwal praktik berada di ruang tersebut, mahasiswa dibimbing untuk melakukan presentasi kasus yang telah didapat selama melaksanakan praktek di ruang bersalin. Presentasi tersebut merupakan gambaran contoh kasus yang mereka hadapi secara langsung beserta dengan penanganan yang dilakukan. Presentasi ini dihadiri oleh mahasiswa praktikan, CI, dosen dan audiens dari mahasiswa institusi lain.

PEMERAN
Preseptor akademik: ........................................ (Dosen)
Preseptor klinik: .............................................. (CI)
Preseptee: (Mahasiswa)
1.……………………………………
2.……………………………………
3.……………………………………
4.……………………………………
5.........................................................
6.........................................................
Audiens :
1. ......................................................
2........................................................
3.......................................................
Dsb.




PROSES PERSIAPAN
1.        Tetapkan jadwal bimbingan asuhan kebidanan untuk kasus yang akan dipresentasikan, antara CI – Mahasiswa – Dosen pembimbing.
2.    Tentukan jadwal pelaksanaan presentasi kasus.
3.    Koordinasikan dengan pihak-pihak yang akan dihadirkan dalam presentasi.

IMPLEMENTASI
1.    Setiap pemeran melaksanakan perannya dengan sebaik-baiknya.
2.    Laksanakan seluruh kegiatan yang dirancang sesuai dengan jadwal.
3.    Pelaksanaan presentasi kasus adalah menjelang akhir praktik di Ruang Bersalin.

ASPEK YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
1.    Penilaian kompetensi dilakukan CI dan Dosen pembimbing selama proses bimbingan dan pelaksanaan presentasi.














Peran scenario roleplay Preceptorsip

PRA PRESENTASI
A.      Tahap Persiapan: (CI – Mahasiswa – Dosen Pembimbing)
1.      Mahasiswa mengkonsultasikan dokumentasi asuhan kebidanan yang telah dibuat. Mahasiswa memilih kasus yang akan dipresentasikan. Mahasiswa berkonsultasi pada CI maupun pada Dosen pembimbing.
2.      Setelah siap dengan kasus yang akan dipresentasikan, Mahasiswa mengajukan jadwal pelaksanaan presentasi kasus pada CI dan Dosen pembimbing. Tak lupa tembusan peminjaman fasilitas untuk presentasi pada pihak RS.
3.      Mahasiswa praktikan mengundang audiens dalam proses presentasi tersebut.

B.       Tahap Pelaksanaan
1.      Pelaksanaan presentasi kasus dihadiri pihak RS seperti CI dan bisa menyertakan KaBid.Kebidanan, pihak institusi seperti dosen pembimbing serta audiens yakni mahasiswa dari institusi lain.
2.      Memberi kesempatan pada hadirin untuk mengemukakan pertanyaan ataupun komentar sebagai evaluator.
3.      Menyampaikan kesimpulan.

C.      Tahap Evaluasi (CI- Mahasiswa – Dosen Pembimbing)
1.      Hasil diskusi maupun koreksi sebagai evaluasi penyelesaian dokumentasi asuhan kebidanan.
2.      Merumuskan rencana tindak lanjut untuk praktek klinik berikutnya.

PERSIAPAN SESUAI PERAN:
1.      Preseptee (Mahasiswa)
a.       Materi Presentasi kasus

PENGELOLAAN LIMBAH PLASTIK DAN KERTAS





stikes logo










TUGAS PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PENGELOLAAN LIMBAH ANORGANIK
( PLASTIK DAN KERTAS )


Description: F:\logo.new.pink.cut.pngKELOMPOK 7
Disusun Oleh :

1.      Tri Novitasari                               (1504164)
2.      Wike Pradita Sari                         (1504166)
3.      Yuli Suryanti                                (1504169)
4.      Anindya Mustikawati                 (1404171)
5.      Anis Nur Aini                              (1504172)
6.      Asrowiyah                                    (1504175)
7.      Dika Silvia Sari                            (1504177)






PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
 2015
KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr.Wb...
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas  rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pengelolaan Limbah Anorganik (Plastik dan Kertas)”.
Makalah ini penulis susun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Masyarakat, Penyusunan makalah ini bersumber pada informasi internet dan buku yang penulis peroleh, dengan ini diharapkan pembaca dapat lebih mengetahui tentang pengelolaan sampah khususnya sampah anorganik (plastik dan kertas).
Dengan segala kerendahan hati, izinkanlah penulis untuk menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan makalah ini.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.    Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan.
2.   Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehubungan dengan pelaksanaan penulisan makalah ini.
Demikian makalah ini penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis meminta maaf apabila ada kesalahan pada penyusunan kata maupun cetakan karena penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca.Terima kasih.
      Wassalamualaikum Wr.Wb

Semarang, Desember 2015
                                                          
                                                                           Penulis

DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL.........................................................................................       i
KATA PENGANTAR.......................................................................................      ii
DAFTAR ISI......................................................................................................     iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................       
B.     Rumusan Masalah...................................................................................       
C.     Tujuan.....................................................................................................       
D.    Manfaat...................................................................................................       
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian
B.     Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
C.     Konsep pengelolaan sampah
D.    Proses atau tahapan daur ulang
E.     Keuntungan daur ulang sampah anorganik
F.      Pengelolaan limbah plastik dan kertas
G.    7 langkah Manajemen Perencanaan
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran  
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Permasalahan lingkungan merupakan isu yang tidak bisa di hindarkan. Saat ini sampah merupakan masalah lingkungan yang sangat serius yang di hadapi masyarakat Indonesia pada umumnya. Bisa dikatakan sampah setiap hari di hasilkan oleh ibu-ibu rumah tangga, Baik itu sampah organik maupun anorganik. Namun yang memprihatinkan, sampah-sampah yang dihasilkan tersebut malah dibuang sembarangan di berbagai tempat, dan efeknya akan merusak lingkungan yang ada di sekitarnya. Jumlah produksi sampah setiap tahun akan bertambah seiring dengan bertambah jumlah penduduk.
Pemerintah saat ini telah berupaya dengan berbagai cara untuk mengatasi masalah sampah. Terutama masalah sampah anorganik. Namun, belum mencapai titik kesempurnaan. Hal ini dikarenakan angka jumlah sampah yang ada di Indonesia sangat tinggi. Sehingga pemerintah kesulitan untuk menentukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya.
Sampah plastik dan kertas merupakan masalah utama yang sering ditemui masyarakat, hal ini dikarenakan plastik dan kertas merupakan benda yang paling banyak digunakan manusia dan tentunya  paling banyak dibuang dan menghasilkan sampah.
Banyak orang yang menggunakan plastik untuk keperluannya sehari-hari entah itu perorangan, toko, maupun perusahaan besar. Misalnya,  berbelanja pasti akan membutuhkan plastik untuk membawa barang belanjaan, jika  plastik itu sudah tak terpakai apakah plastik itu akan disimpan? Tidak kan. Apa yang mereka lakukan? membuang dan membakar itulah yang mereka lakukan. Pembuangan sampah-sampah plastik kedalam air dan tanah telah menambah tingkat kesengsaraan alam. Mengapa demikian? Sampah plastik terbuat dari bahan anorganik. Bahan-bahan anorganik tersebut sangat sulit dan tidak mungkin diuraikan oleh bakteri pengurai. Apabila ditimbun dalam tanah untuk menguraikannya butuh waktu berjuta-juta tahun. Dan apabila dibakar hanya akan menjadi gumpalan dan butuh waktu lama untuk mengurainya. Dan apakah kalian tahu akibatnya jika sampah plastik itu terlalu lama tertimbun dalam tanah dan tertumpuk? Satu, terjadi pemanasan global yang berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri. Dua berdampak pada hewan laut yang menelan sampah plastik yang terbawa ke laut,dll. Coba bayangkan jika kita sehari saja tidak memakai plastik, pasti sulit  bukan. Contoh: 1. Membawa barang belanjaan tadi. 2. Para pembuat plastik pasti rugi.  3. Tidak ada alternatif lain untuk membawa sesuatu. Di negara Indonesia masih bergantung pada plastik lain halnya dengan negara  jepang yang sudah sadar akan bahaya plastik dan beralih pada kertas yang tidak mudah sobek, serta dapat diolah dengan mudah. Pada akhirnya daur ulang sampah plastiklah yang harus kita lakukan. Tidak hanya menyelamatkan lingkungan dari pemanasan global, tetapi juga dapat mendatangkan keuntungan ekonomi.
Kertas merupakan salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan oleh hampir seluruh umat manusia didunia, Kehidupan modern kita sehari-hari kini tidak bisa lepas dari  kertas yang bahan bakunya sebagian besar kayu hasil tebangan pohon dari hutan. Dengan demikian semakin boros masyarakat memakai kertas, semakin banyak pohon yang harus ditebang untuk dijadikan pulp (bubur) calon kertas. Sebagai gambaran kasar, untuk menghasilkan 1 ton serat asli pulp kimia diperlukan sekitar 1,5 ton kayu. Jadi dapat dibayangkan apabila penggunaan kertas hanya dipenuhi oleh serat asli maka akan berdampak langsung pada kelestarian lingkungan hidup. Kebutuhan kertas di Indonesia apabila pada tahun 1987 hanya membutuhkan 782.420 ton maka pada tahun 1996 sudah mencapai angka 3.119.970 ton. Dan dari semua kertas yang dikonsumsi tersebut hanya sebagian kecil yang kembali kepabrik untuk didaur ulang karena terjadi benturan kepentingan dengan penggunaan lain oleh masyarakat. Namun demikian bukan berarti kertas yang tidak kembali ke pabrik kertas tersebut sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Kertas bekas yang tidak termanfaatkan karena satu dan lain akhirnya akan bermuara ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga akan menambah volume sampah dan memperpendek umur TPA itu sendiri .
Kertas dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka makalah ini dapat dirumuskan bagaimanakah pengolahan limbah anorganik (plastik dan kertas)?   
C.    Tujuan  
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.   Darimana Limbah anorganik (plastik dan kertas) berasal ?
2.   Apa Manfaat Limbah anorganik (plastik dan kertas) untuk masyarakat ?
3.   Bagaimana Proses Pengolahan limbah anorganik ?
4.   Bagaimana Pengolahan Limbah anorganik Menjadi Bahan yang Bernilai ?
  
D.    Manfaat
1.    Dapat mengetahui Pengertian Sampah, Pengelolaan Sampah, Limbah plastik dan kertas serta Daur Ulang.
2.    Dapat mengetahui bencana akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik.
3.    Dapat mengetahui konsep pengelolaan sampah.
4.    Dapat mengetahui proses atau tahapan daur ulang.
5.    Dapat mengetahui Keuntungan Daur Ulang Sampah anorganik.
6.    Dapat mengetahui pengelolaan limbah anorganik khususnya plastik dan kertas.
7.    Dapat mengetahui 7 langkah manajemen perencanaan dalam menyelesaikan permasalahan tentang pengelolaan sampah anorganik (plastik dan kertas).

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya (Anonim : 2012).
Jenis-jenis sampah berdasarkan sifatnya.
a.      Sampah organik.
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
b.      Sampah anorganik
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.

Setiap tahun jumlah sampah di Indonesia pada umumnya selalu bertambah, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta penggunaan bahan-bahan yang menghasilkan banyak sampah secara berlebihan.
Pengolahan adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses pengolahan alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan pengolahan kertas, logam, kaca, dan plastik.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
Pada pemahaman yang terbatas, proses pengolahan harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, pengolahan adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari pengolahan adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.
Limbah plastik dan kertas adalah barang buangan yang berupa plastik dan kertas yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Daur ulang merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).

B.     Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
-          Longsor tumpukan sampah
-          Sumber penyakit
-          Pencemaran lingkungan
-          Menyebabkan banjir

C.    Konsep Pengelolaan Sampah
Hierarki Sampah - hierarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hierarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.




D.    Proses atau Tahapan Daur Ulang
Berikut ini merupakan tahap-tahap dari kegiatan daur ulang yang dapat dilakukan:
1)   Mengumpulkan; yakni mencari barang-barang yang telah di buang seperti kertas, botol air mineral, dus susu, kaleng dan lain-lainya. 
2)   Memilah; yakni mengelompokkan sampah yang telah dikumpulkan berdasarkan jenisnya, seperti kaca, kertas, dan plastik. 
3)  Menggunakan Kembali; Setelah dipilah, carilah barang yang masih bisa digunakan kembali secara langsung. Bersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
4)   Mengirim; Kirim sampah yang telah dipilah ke tempat daur ulang sampah, atau menunggu pengumpul barang bekas keliling yang akan dengan senang hati membeli barang tersebut.
5)  Lakukan Daur Ulang Sendiri; Jika mempunyai waktu dan ketrampilan kenapa tidak melakukan proses daur ulang sendiri. Dengan kreatifitas berbagai sampah yang telah terkumpul dan dipilah dapat disulap menjadi barang-barang baru yang bermanfaat.


E.     Keuntungan Daur Ulang Sampah Anorganik
-          Aspek Lingkungan
1. Penghematan Sumber Daya Alam
Pemenuhan bahan baku pabrik dari hasil pemulungan sampah menyebabkan penggunaan bahan baku yang berasal dari alam menjadi berkurang dan dapat ditekan. Selanjutnya bahan baku dari alam dapat digunakan untuk proses produksi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Sebagai contoh, setiap ton daur-ulang baja dapat menghemat 1,5 ton biji besi dan 3,6 barel minyak atau menghemat 67% energi. 
2. Pengurangan Pencemaran Lingkungan
Beberapa keunggulan daur-ulang sampah anorganik yang berkaitan dengan penanggulangan pencemaran lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:  a. Mendaur-ulang 1 ton kertas koran akan menyelamatkan 17 pohon dan menggunakan kertas daur-ulang dapat mengurangi 74% pencemaran udara, 34% pencemaran air, dan menghemat energi hingga 67%.  b. Usaha daur-ulang sampah anorganik seperti kaca, plastik, kertas koran, kaleng, besi, dapat mengurangi tumpukan sampah kota hingga 25%. 
-          Aspek Ekonomi
1. Menghemat Biaya Operasional Pengelolaan Sampah    
Daur-ulang sampah anorganik telah terbukti dapat mereduksi biaya pengangkutan dan pembuangan akhir. Sebagai contoh, di Bandung laju daur-ulang sampah anorganik di 38 TPS yang ada adalah sekitar 37.204 kg per minggu atau 1.939.923 kg per tahun. Biaya satuan pengangkutan dan pembuangan akhir untuk setiap ton sampah di Kota Bandung adalah sebesar Rp.58.540,- dan Rp.17.700,-, maka biaya pengelolaan sampah yang dapat dihemat bisa mencapai Rp. 147 juta setiap tahun. Bila diasumsikan laju daur-ulang sampah anorganik meningkat sampai 20% dari total sampah anorganik yang masuk ke TPS, maka biaya yang dapat dihemat mencapai Rp. 379 juta per tahun.

2. Menciptakan Lapangan Kerja Hasil
Studi CPIS (1988) menyebutkan bahwa seorang pemulung di Jakarta mampu mengumpulkan rata-rata 35 kg sampah per hari. Apabila penyerapan pemulung terhadap total produksi sampah kota sebesar 25%, maka di Jakarta saja yang menghasilkan sekitar 6.000 ton sampah per hari mampu menciptakan lapangan kerja di sektor informal bagi Kurang lebih 40.000 pemulung. 
Selain itu kegiatan daur-ulang sampah anorganik mampu menciptakan usaha bagi pelapak, bandar dan pemasok. Dengan asumsi dasar bahwa seorang pelapak membeli dari 15,5% pemulung setiap harinya (CPIS, 1988), maka kegiatan daur-ulang sampah mampu menciptakan usaha bagi sekitar 2.500 pelapak di Jakarta, dengan keuntungan bersih yang relatif cukup besar, yaitu Rp.32.445,- setiap hari. 
3. Menyediakan Bahan Baku Bagi Industri Daur-Ulang
Sampah Hasil penyortiran sampah oleh pemulung akhirnya akan disetorkan ke pabrik pengolah bahan sampah sebagai bahan baku kelas dua. 
Sebagai contoh di Indonesia terdapat dua pabrik kertas berskala besar yang membutuhkan bahan baku dari sampah kertas sebesar 50 ton per hari (PT. Gunung Jaya Agung) dan 1.000 ton/hari (PT. Sinar Dunia Makmur). Dari kedua pabrik kertas tersebut, kebutuhan bahan baku yang dipasok dari pemulung mencapai 378.000 ton setiap tahun yang berarti penghematan sejumlah 6 juta pohon yang seharusnya ditebang sebagai bahan baku kertas.
                                                            
F.     Pengelolaan Limbah Plastik dan Kertas
1.      Limbah Plastik
a. Sejarah Plastik
 Sejak tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan dan dipilih sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada abad ini.
Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan  bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan. Pada akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola biliar meningkat, banyak gajah dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan baku bola biliar. Pada tahun 1866, seorang Amerika bernama John Wesley Hyatt, menemukan bahwa seluloid  bisa dibentuk menjadi bahan yang keras. Ia lalu membuat bola biliar dari bahan ini   untuk menggantikan gading gajah. Tetapi, karena bahannya terlalu rapuh, bola  biliar ini menjadi pecah ketika saling berbenturan. Bahan sintetis pertama buatan manusia ditemukan pada tahun 1907 ketika seorang ahli kimia dari New York bernama Leo Baekeland mengembangkan resin cair yang ia beri nama bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya seperti kayu lunak. Tidak lama kemudian berbagai macam barang dibuat dari bakelite, termasuk senjata dan mesin-mesin ringan untuk keperluan perang. Bakelite juga digunakan untuk keperluan rumah tangga, misalnya sebagai bahan untuk membuat isolasi listrik. Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa, pertama kali dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891 di Paris. Ketika itu ia mencari suatu cara untuk membuat sutera buatan manusia dengan cara mengamati ulat sutera. Namun, ada masalah dengan rayon temuannya ini yaitu sangat mudah terbakar. Belakangan masalah ini bisa diatasi oleh Charles Topham.

b. Mengenal Bahaya Kemasan Plastik dan Kresek
Kantung plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang paling banyak dipergunakan karena murah, praktis dan mudah didapat. Tetapi sayangnya  kemasan plastik dan kantung plastik kresek ternyata tidak selalu aman, bahkan berbahaya bagi kesehatan. Beberapa jenis kemasan plastik berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan termasuk diantaranya kantung plastik “kresek” berwarna serta kemasan plastik berbahan dasar polistiren dan polivinil klorida (PVC). Juga berbagai kemasan dari plastik lainnya semisal botol plastik bekas minuman dan lainnya yang kita perlu mengenalnya.
Meskipun selama ini belum pernah ada pengaduan atau keluhan mengenai gangguan kesehatan akibat penggunaan kantung “kresek” sebagai wadah makanan, namun kita perlu berhati-hati. Kalau mau mewadahi makanan siap santap dengan plastik kresek sebaiknya dilapisi dulu dengan bahan yang aman seperti daun atau kertas.
Selain plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan makanan “styrofoam” juga berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas bila bereaksi dengan makanan yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol dalam keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak berbahaya.
Secara umum, kemasan plastik diberikan label-label sebagai berikut:
-          PETE atau PET (polyethylene terephthalate) dengan berlabel angka 01 dalam segitiga biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral. Botol-botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan dipakai untuk menyimpan air hangat apalagi panas.
-          HDPE (high density polyethylene) berlabel angka 02 dalam segitiga biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.
-          V atau PVC (polyvinyl chloride) berlabel angka 03 dalam segitiga adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
-          LDPE (low density polyethylene) berlabel angka 04 dalam segitiga biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan berkode ini dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang ini bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.
-          PP (polypropylene) berlabel angka 05 dalam segitiga adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik botol ini transparan yang tidak jernih atau berawan.
-          PS (polystyrene) berlabel angka 06 dalam segitiga biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.
-          Other (biasanya polycarbonate) berlabel angka 07 dalam segitiga bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon.
Kemasan plastik yang paling banyak dan paling aman digunakan adalah yang terbuat dari polyethylene (PE) dan polyprophylene (PP) yang dilabeli terkadang juga dilabeli dengan gambar gelas dan garpu atau ada tulisan `untuk makanan` atau `for food use`. Sayangnya masih banyak barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol ini, terutama barang plastik buatan lokal.

c. Beberapa cara pengolahan limbah plastik secara umum
·         Daur Ulang
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri.”Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu sampah plastic dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.
Daur ulang plastik digunakan untuk melindungi lingkungan dan mengambil keuntungan dari bahan plastik bekas. Plastik merupakan bahan yang sangat berguna dan fleksibel, tetapi dapat menjadi sampah setelah digunakan.
Plastik banyak digunakan oleh semua orang di dunia ini seperti halnya tas, kantong, botol, ember, mainan, tempat makanan, dll. Setiap kali anda membeli barang baik itu makanan atau barang lainnya dari toko manapun, anda akan menggunakan kantong plastik untuk membawa barang-barang belanjaan.
Plastik terbuat dari bahan kimia polimer dan tidak dapat terurai ketika dibuang dan dikubur. Ketika plastik dibakar maka akan memancarkan zat kimia berbahaya yang berdampak buruk pada lingkungan. Oleh karena itulah, proses daur ulang plastik dikembangkan.
Dibandingkan dengan bahan lain seperti kaca dan logam, daur ulang plastik lebih mahal dan rumit. Hal ini dikarenakan bahan polimer dalam plastik. Berbagai jenis plastik tidak dapat dicampur bersama-sama dalam proses daur ulang. Proses yang sering digunakan adalah proses polimerisasi dimana zat polimer dalam plastik diubah menjadi monomer. Zat kimia ini kemudian dimurnikan dan disintesis untuk membentuk bahan plastik baru. Keuntungan besar dari teknik ini membuat semua jenis plastik bisa didaur ulang. Serpihan yang dilebur hingga meleleh akan membentuk butiran yang nantinya dikirim ke pabrik di mana produk-produk baru akan dibuat.
Beberapa bentuk hasil daur ulang dari sampah plastik, sebagai berikut:
Hasil Daur Ulang Sampah Plastik
No. Jenis Sampah Plastik -Produk Hasil Daur Ulang
1. Acrytic Toples, tatakan/tutup gelas
2. AS sen Nampan, korek gas, toples
3. Chip tali Rambut boneka
4. Duragon Roda kaset
5. HD ember Centong, tempat sabun, piring
6. HD blowing Celengan, botol plastic
7. HD hitam Ember, roda mobil mainan
8. HD tikar Ember, piring, rolan kabel
9. HD butek Corong, tempat sayuran, tempat sambal
10. PVC selang Sandal, sepatu boot
11 PVC botol Celengan, botol
12. PVC blue band Botol, celengan, toples
13. PP kardus Ember, gayung, piring
14. PP ember cat Thermos, gayung
15. PP tali Cangkir, gelas,tali raffia, gayung

·         Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunkana sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.

·         Plastik Biodegradable
Sekitar separuh dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung. Tetapi, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih.

d. Pemanfaatan Limbah Plastik
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin yang dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle).
1.      Limbah plastik sebagai bahan ornamen bangunan
Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).

2.      Pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan kreasi
Pemanfaatan limbah plastik sebagai kreasi seperti dari botol plastik bekas, bungkus sabun colek/detergent, bungkus serbuk minuman, bungkus minyak goreng, dll.

2.      Limbah Kertas
a. Usaha Daur ulang Sampah Kertas
Saat mendengar kata sampah mungkin hal yang ada dibenak kita hanyalah benda kotor dan tidak berguna. Namun anggapan seperti itu tidak selalu benar, sampah juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi barang yang bernilai jual dan menguntungkan. Salah satunya kertas daur ulang, kartas daur ulang merupakan produk dari bahan kertas bekas. Bahan untuk membuat kertas daur ulang dapat berupa sampah koran, kardus ,dan lain-lain. Untuk membuat kertas daur ulang tidak membutuhkan proses yang rumit dan bahan yang mahal. Tahapan pertama kertas bekas yang sudah dikumpulkan, direndam dalam air untuk menghancurkan kertas. Kemudian, kertas yang sudah hancur kemudian dicampur dengan lem. Setelah melalui tahap pencampuran, adonan tersebut kemudian di cetak menggunakan cetakan khusus agar rapi dan tipis. Setelah dicetak kertas kemudian di jemur agar kering dan dapat dimanfaatkan, biasanya kertas daur ulang seperti ini dijual ke para pengrajin untuk selanjutnya di buat menjadi barang bernilai seni. Dengan demikian maka kita dapat menaggulangi masalah sampah yang ada di sekitar kita, dan dapat memperoleh keuntungan dari hasil pemanfaatan sampah.
 Kertas daur ulang atau yang juga dikenal dengan sebutan kertas seni mulai populer pada dekade 80-an. Dengan menerapkan teknik pembuatannya yang sama seperti teknik membuat kertas pabrikasi, sebagian masyarakat mulai mencoba membuat kertas daur ulang secara manual atau buatan tangan. Dari sini kemudian timbul beragam nama untuk penyebutan kertas hasil buatan tangan, seperti kertas daur ulang (recycle paper), kertas buatan tangan (handmade paper), serta kertas seni (art paper) karena fungsinya sebagai sampul atau pelapis produk seni, seperti asesoris atau cinderamata.Setelah masyarakat melihat adanya peluang bisnis yang cukup prospektif, maka pada dekade 90-an kertas daur ulang mulai diproduksi secara komersial. Di Yogyakarta, beberapa kelompok seniman memproduksi kertas daur ulang untuk kepentingan proses kreatifnya, seperti dalam pembuatan lukisan ataupun eksperimental art lainnya. Sementara di berbagai kota lainnya muncul kelompok usaha yang memproduksi kertas daur ulang untuk pembuatan produk-produk cinderamata secara komersial. Sejak saat itu, kertas daur ulang mulai dilirik sebagai sebuah  peluang bisnis yang sangat menarik.Kini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kertas daur ulang, khususnya pesanan dari para eksportir maupun pembeli luar negeri, para produsen mulai mencari alternatif lain dalam memproduksi kertas daur ulang secara massal.Tentunya tanpa meninggalkan kualitas dan ciri khasnya sebagai kertas seni.Teknologi baru pembuatan kertas daur ulang, seperti penggunaan mesin, sudah mulai diperkenalkan. Kenyataan ini bukan mustahil akan mendorong bisnis pembuatan kertas daur ulang menjadi usaha komersial yang tidak lagi berskala kecil atau home industry.
b. Sumber Limbah Kertas
Seiring perkembangan zaman dan teknologi diiringi perkembangan intelektual manusia yang mendorong manusia untuk terus menuntut pendidikan formal di sekolah. Dari hal tersebut kebutuhan manusia akan kertas juga akan terus meningkat. Sekolah merupakan lingkungan kecil di mana manusia di dalamnya membutuhkan kertas karena di luar sana masih benyak masyrakat dari berbagai golongan yang juga menggunakan kertas sebagai kebutuhannya, misalnya karyawan kantor, arsitek dan masih banyak lagi.
Limbah kertas berasal dari pengguna kertas seperti di atas karena limbah kertas merupakan kertas yang sudah tidak terpakai lagi oleh penggunanya sehingga penggunanya lebih cenderung membuangnya. Limbah kertas juga terdiri dari berbagai jenis di antaranya, kertas tulis, majalah, koran, karton atau pun pembungkus makanan. Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy. Limbah kertas tersebut biasanya berasal dari sektor Perdagangan, Perkantoran, dan lain sebagainya.
c. Dampak Limbah Kertas dalam Kehidupan Manusia
Dampak kertas terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah kertas. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Sebagaimana yang diketahui, kertas yang mulai digunakan sejak zaman dahulu sebagai alat bahan dasar untuk menulis, kini telah menjadi barang yang sudah tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kertas terbuat dari bahan dasar pohon, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kertas maka ribuan pohon ditebang setiap tahunnya sehingga mengakibatkan rusaknya hutan yang merupakan paru-paru dunia dan juga mengakibatkan kelangkaan flora dan fauna.
Kebutuhan manusia yang berlebih terhadap kertas mengakibatkan bertambahnya produksi sampah kertas di lingkungan sekitar. Meskipun terbuat dari bahan organik yang bisa terurai, namun masih sering ditemukan tumpukan sampah yang terdiri dari kertas. Hal ini tentunya menjadi pemandangan yang tidak nyaman dan juga merupakan sumber penyakit.
d. Manfaat Limbah Kertas
Limbah kertas memiliki manfaat yang tak terduga karena dapat di daur ulang menjadi art paper dan dapat digunakan untuk membuat kerajinan tangan seperti kartu ucapan, pelapis permukaan boks karton, tas, kap lampu, pengolahan sampah kertas ini sudah banyak di gunakan seluruh masyarakat tanpa mereka sadar bahwa bahan dari produk tersebut adalah dari sampah kertas. Pemanfaatan kembali kertas bekas secara langsung untuk penggunaan lain merupakan upaya penghematan terhadap peningkatan kebutuhan kertas dari seratasli. Upaya guna ulang kertas bekas tersebut akan berdampak positif terhadap kemusnahan hutan dimasa mendatang. Salah satu upaya daur ulang sampah kertas adalah memberi perlakuan terhadap kertas kardus bekas untuk dijadikan produk bahan pengemas kembali dengan ukuran yang sama atau lebih kecil.
Usaha ini sangat menarik karena dapat menciptakan sesuatu benda baru yang bermanfaat tentunya dengan modal yang tidak terlalu besar karena bahan baku utamanya adalah sampah kertas. Selain itu, dengan usaha ini berarti kita telah membantu pemerintah untuk mengurangi volume sampah yang ada. Bahkan dengan pengolahan yang sederhana dan dikombinasikan dengan sampah alami dilingkungan sekitar kita maka aneka benda baru dapat bermanfaat dengan penampilan baru yang kaya akan nuansa alami. Atas ide tersebut, penulis berusaha membuat suatu bentuk baru diantaranya jam dari bahan pengolahan dengan pertimbangan souvenir seperti tempat foto dan tempat pinsil telah banyak dijumpai sehingga dengan souvenir jam dari bahan kertas pengolahan ini diharapkan dapat menjadi souvenir dari bahan kertas pengolahan yang sedikit berbeda dari biasanya.
e. Manfaat Pengolahan yang Dibuat
Pengolahan berguna untuk mengurangi jumlah limbah kertas yang ada di masyarakat yang biasanya menjadi sumber penyakit sehingga juga mengurangi resiko terkena penyakit bagi masyarakat. Selain itu, hasil pengolahan juga dapat dijadikan suatu hiasan dinding sehingga sampah yang sebelumnya tidak memiliki nilai manfaat berubah menjadi benda yang memberi keindahan dan memberi keuntungan bagi masyarakat dilihat dari nilai ekonomi, nilai sosial, dan nilai budaya.
G. 7 Langkah Manajemen Perencanaan
1.   Perumusan masalah berdasarkan diskusi
Berdasarkan hasil diskusi diatas, maka perumusan masalah ini yaitu ”Bagaimanakah Pengolahan Limbah Plastik dan Kertas Menjadi Bahan yang Bernilai?”
2.   Penetapan Program
Setelah masalah ini teridentifikasi maka dirumuskan  penanganan program masalah ini yakni Pengolahan Limbah Plastik dan Kertas menjadi suatu kerajinan yaitu pembuatan hiasan dinding dengan cara memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara pengolahannya, langkah-langkahnya sebagai berikut:
a.       Alat yang digunakan:
1)      Triplek / Cetakan
2)      Kuas
3)      Baskom ( atau wadah yang lain )
b.      Bahan yang digunakan
1)      Kertas Koran Bekas
2)      Bungkus bekas serbuk minuman / botol bekas
3)      Air
4)      Semen
5)      Cat


c.       Cara kerja pengolahannya:
-          Untuk mengubah kertas menjadi bahan yang bisa digunakan untuk kreasi yakni caranya adalah
1)      Kertas koran bekas yang telah dikumpulkan direndam di air yang ada di baskom.
2)      Hancurkan bubur kertas yang direndam dengan menggunakan tangan sampai menjadi bubur kertas, tetapi agar mudah  memperoleh tekstur kasar pada produk kertas jangan terlalu hancur.
-          Sedangkan untuk sampah plastik bisa dibentuk atau disusun langsung tanpa harus dihancurkan terlebih dulu.
3.      Perumusan Tujuan
Berdasarkan Penetapan program diatas maka perumusan tujuannya adalah:
a.   Mengurangi jumlah limbah plastik dan kertas yang ada di masyarakat yang biasanya menjadi sumber penyakit sehingga dapat mengurangi resiko terkena penyakit bagi masyarakat.
b.   Hasil pengolahan juga dapat dijadikan suatu hiasan dinding sehingga sampah yang sebelumnya tidak memiliki nilai manfaat berubah menjadi benda yang memberi keindahan dan memberi keuntungan bagi masyarakat dilihat dari nilai ekonomi, nilai sosial, dan nilai budaya.
c.   Meningkatkan kreativitas masyarakat terhadap apa saja yang ada di sekitarnya terkhususnya pada sampah plastik dan kertas.
d.  Memberikan bekal keterampilan dan mendorong masyarakat sekitar untuk memulai kegiatan ekonomi (kelompok usaha/UKM) dengan bahan yang murah dan mudah didapat.
e.   Memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga mengurangi pengangguran dan meningkatkan pemasukan ekonomi.
4.      Penentuan kelompok sasaran
      Penentuan kelompok sasaran berdasarkan perumusan tujuan adalah masyarakat.
5.      Identifikasi Sumber dan Tenaga Pelaksana (Instrumen)
Berdasarkan uraian diatas maka identifikasi sumbernya adalah limbah kertas (koran bekas, kardus bekas, majalah bekas, dll) yang sudah tidak dipakai dan limbah plastik (botol minuman bekas, bungkus bekas serbuk minuman, dll) kemudian dikelola menjadi bahan Hiasan Dinding. Tenaga pelaksaannya adalah manusia sebagai pengelola dalam keterampilan pembuatan hiasan dinding.
6.      Penentuan Strategi dan Jadwal Kegiatan
Penentuan strateginya yaitu :
a.       Mengumpulkan dan mengelola bahan-bahan yang akan digunakan sebagai hiasan dinding seperti limbah kertas (koran bekas, majalah bekas, dll), triplek/Cetakan, kuas, baskom ( atau wadah yang lain ), limbah plastik (botol minuman bekas, bungkus bekas serbuk minuman, dll) semen, dan cat.
b.      Memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara pengelolaan limbah plastik dan kertas menjadi kerajinan yaitu hiasan dinding.
c.       Pengelolaan sampah plastik dan kertas yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R( Reuse, Reduse, and Recycle ).  
Jadwal kegiatan dapat dilakukan kapanpun sesuai dengan waktu luang masyarakat.
7.      Monitoring dam Evaluasi
Cara memonitoring kegiatan ini adalah dengan cara memberikan pelatihan kepada masyarakat yang dikoordinir oleh seseorang yang dipilih sebagai penanggung jawab dalam penetapan program sehingga dapat berjalan sesuai dengan perumusan tujuan. Kegiatan ini dapat dievaluasi dengan cara melihat hasil penetapan program apakah sudah sesuai dengan perumusan tujuan.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sampah merupakan hal kecil yang sering dilupakan , namun dapat menjadi masalah yang sangat besar apabila tidak ditangani secara serius. Dalam hal ini sampah plastik dan kertas merupakan masalah utama yang sering ditemui masyarakat, hal ini dikarenakan plastik dan kertas merupakan benda yang paling banyak digunakan manusia dan tentunya paling banyak dibuang dan menghasilkan sampah. Saat mendengar kata sampah mungkin hal yang ada di benak kita hanyalah benda kotor dan tidak berguna. Namun anggapan seperti itu tidak selalu benar, sampah juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi barang yang bernilai jual dan menguntungkan.

B.     Saran
Penulis mengharapkan agar kita bisa lebih mengenali dan memahami sumber-sumber sampah, dampak yang ditimbulkan serta pemanfaatan sampah khususnya sampah plastik dan kertas sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalm kehidupan sehari-hari.




DAFTAR PUSTAKA

Mutaqin, Zaenal. 2011. Buku Manfaat Limbah Bagi Kehidupan Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.


Elektrik Book Limbah Menjadi Sumber Rejeki Jurnal Urif Santoso

Tarwoto, Ns. Dkk. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:        Salemba Medika.

Utamadi dan Mulyono. 2012.  Cara Pengelolaan limbah. Jakarta: Sagung Seto.