Senin, 05 September 2016

PENTINGNYA MOTIVASI BELAJAR DALAM PBM (PROSES BELAJAR MENGAJAR) BESERTA HAMBATAN DAN KENDALANYA











PENTINGNYA MOTIVASI BELAJAR
DALAM PBM (PROSES BELAJAR MENGAJAR) BESERTA HAMBATAN DAN KENDALANYA

Dosen  Pengampu : Heny Wijayanti, S.SiT

Disusun Oleh :
Baiq Zulvita Rahayu      (1504077)
Eka Ratnasari                (1504085)
Ufiyatun Zamzami        (1504116)
Rina Utami                    (1504156)
Siti Purwati                    (1504157)
Sri Wahyuni                   (1504161)
Anggraini Risma Isni     (1504170)
Anindya Mustikawati    (1504171)
Anis Nur Aini                (1504172 )
Vera Handayani             (1504205)

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
PENDAHULUAN
Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktifitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi juga dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.
Manusia dalam kehidupannya dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, baik kebutuhan biologis, kebutuhan ekonomis, maupun kebutuhan penting lainnya. Manusia di dalam memenuhi kebutuhannya, sering mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan, orang yang bersangkutan tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu, manusia cenderung untuk hidup berkelompok atau berorganisasi, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhannya.
Berbagai pakar mengetengahkan pandangannya tentang motivasi. Pandangan para pakar tentang motivasi tersebut melahirkan berbagai teori motivasi. Teori motivasi yang sangat fundamental dan monumental, juga telah banyak dikenal orang dan digunakan dalam berbagai kegiatan adalah teori motivasi dari Abraham Mashloe. Teori-teori lain yang juga telah dikenal adalah teori motivasi belajar, motivasi kerja dan motivasi berprestasi, disamping teori motivasi lainnya.


PENTINGNYA MOTIVASI BELAJAR DALAM PBM (PROSES BELAJAR MENGAJAR) BESERTA HAMBATAN DAN KENDALANYA
                             
A.    Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Motif biogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil napas, seksualitas, dan sebagainya;
2.      Motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada. Jadi, motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat. Misalnya, keinginan mendengarkan musik, makan pecel, makan cokelat, dan lain-lain;
3.      Motif teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dan Tuhan-Nya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk merealisasikan norma-norma sesuai agamanya.
Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Berkaitan dengan pengertian motivasi, beberapa psikolog menyebut motivasi sebagai konstruk hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan keinginan, arah, intensitas dan keajegan perilaku yang diarahkan oleh tujuan. Dalam motivasi tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu. Penggolongan lain yang didasarkan atas terbentuknya motif, terdapat dua golongan, yaitu motif bawaan dan motif yang dipelajari. Motif bawaan sudah ada sejak dilahirkan dan tidak perlu dipelajari. Motif bawaan ini, misalnya akan, minum, dan seksual. Motif yang kedua adalah motif yang timbul karena kedudukan atau jabatan.
Dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan dua macam, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik, timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya.
Motif intrinsik lebih kuat dari motif ekstrinsik. Oleh karena itu, pendidikan harus berusaha menimbulkan motif intrinsik dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat mereka terhadap bidang-bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain :
a.    Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya.
b.    Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya.
c.    Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu, apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis.
d.   Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.
e.    Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.
Semua ciri tersebut harus dimiliki oleh pendidik dalam upaya memberikan motivasi kepada peserta didiknya dan mengabdi pada profesinya sebagai pendidik. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku; (3) tujuan; (4) umpan balik.
Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Motivasi merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak memuaskan atau tidak menyenangkan.
Menurut beberapa ahli psikologi, pada diri seseorang terdapat penentuan tingkah laku, yang bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu tersebut adalah motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia. Misalnya seseorang berkemauan keras atau kuat dalam belajar karena adanya harapan penghargaan atas prestasinya.
Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu.
Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1)  seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu, dan (2) apabila seseorang merasa yakin mampu menghadapi tantangan maka biasanya orang tersebut terdorong melakukan kegiatan tersebut.
Atkinson mengemukan bahwa kecenderungan sukses ditentukan oleh motivasi, peluang, serta intensif; begitu pula sebaliknya dengan kecenderungan untuk gagal. Motivasi dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Guru dapat memberikan motivasi siwa dengan melihat suasana emosional siswa tersebut. Menurutnya, motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut.
Brophy mengemukakan suatu daftar strategi motivasi yang digunakan guru untuk memberikan stimulus siswa agar produktif dalam belajar (1) keterkaitan dengan kondisi lingkungan, yang berisi kondisi lingkungan sportif, kondisi tingkat kesukaran, kondisi belajar yang bermakna, dan pengganggu strategi yang bermakna; (2) harapan untuk berhasil, berisi kesuksesan program, tujuan pengajaran, remedial sosialisasi penghargaan dari luar yang dapat berisi hadiah, kompetensi yang positif, nilai hasil belajar.
Motivasi intrinsik berisi : (1) penyesuaian tugas dengan minat, (2) perencanaan yang penuh variasi, (3) umpan balik atas respons siswa, (4) kesempatan respons peserta didik yang aktif, dan (5) kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik berisi : (1) penyesuaian tugas dengan minat, (2) perencanaan yang penuh variasi, (3) respons siswa, (4) kesempatan peserta didik yang aktif, (5) kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya, dan (6) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
David McClelland et al., berpendapat bahwa A motive is the redintegration by cue of a change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama motif adalah dari rangsngan (stimulasi) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan, sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek, yaitu adanya dorongan dari dalam dan dari luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan teori-tgeori motivasi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan, motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/ aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan sasaran sebagai berikut : (a) mendorong manusia untuk melakukan suatu aktifitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini, motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kebutuhan yang akan duipenuhi, (b) menentukan tujuan yang hendak dicapai, dan (c) menentukan perbuatan yang harus dilakukan.
Atau dapat pula disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut : (1) adanya hasrat untuk melakukan kegiatan, (2) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, (3) adanya harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (%) adanya lingkungan yang baik, (6) adanya kegiatan yang menarik. 

B.     Motivasi belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan, faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan , lingkingan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktifitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Halnitu, mempunyai peranan beasar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan  berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

C.    Asal mula dan Perkembangan motivasi
Motivasi Diterapkan dalam berbagai kegiatan, tidak terkecuali dalam belajar. Betapa penyingnya motivasi dalam belajar, karena keberadaannya sangat berarti bagi perbuatan belajar. Selain itu, motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat dicapai.
Didalam kegiatan belajar, anak memerlukan motivasi. Misalnya yang akan ikut ujian, membutuhkan sejumlah informasi atau ilmu untuk mempertahankan dirinya dalam ujian, agar memperoleh nilai yang baik. Jika pada ujian nanti anak tidak dapat menjawab, maka akan muncul motif anak untuk menyontek karena ingin mempertahankan dirinya, agar tidak dimarahi orang tuanya. Karena, memperoleh nilai yang buruk. Dalam kesempatan lain, bisa terjadi anak akan memperlihatkan motiv mencuri, jika dia dihadapkan dengan keadaan lapar. Motif mencuri ini muncul karena juga ingin mempertahankan dirinya, agar memiliki kekuatan untuk berusaha.
Meskipun kedua motif itu mungkin, berasal dari dorongan yang sama, yaitu dorongan mempertahankan diri, motif yang menyebabkan lapar dan motif yang menyebabkan malu karena tidak dapat memperoleh angka yang baik atau takut dimarahi orangtua kerena nilai yang jelek itu, merupakan dua motif yang berbeda. Perbedaan itu, bukan hanya dalam hal bentuk perbuatan yang ditimbulkannya, melainkan juga dalam hal sifat dan hakikatnya. Motif yang menimbulkan perbuatan  makan karena lapar merupakan motif asali, sedangkan motif yang menimbulkan perbuatan nyontek karena rasa malu atau takut adalah motif yang sedikit banyak merupakan hasil belajar atau motif yang dipelajari. Dapat diingat, bahwa anak merasa lapar tanpa harus belajar. Akan tetapi, seorang bayi yang baru dilahirkan tidak pernah merasa malu. Rasa malu dan juga takut, itu muncul dikemudian, yaitu setelah bayi memperoleh berbagai pengalaman yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh perilaku atau keadaan yang memalukan
Motif yang dipelajari, peranan yang sangat penting dalam perkembangannya adalah belajar. Sedangkan untuk motif yang asalai, belajar menjadi penting, dalam rangka memperkuat ataiu mengarahkan, agar menjadi perbuatan yang “baik”, atau sekurang-kurangnya sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Namun demikian, dalam perbuatan individu, pada akhirnya motif yang asali bercampur baur dengan motif yang dipelajari, sehingga kadang-kadang sukar dibedakan motif asali dan motif yang dipelajari. Motif yang dipelajari sangat bergantung pada perkembangan anak. Perkembangan anak sangat tergantung pada berbagai faktor, terutama faktor kematangan, pelatihan, dan belajar. Faktor-faktor itu mempengaruhi pula kejadian dan perkembangan motif.
Beberapa motif semata-mata muncul karena kematangan. Motif itu timbul dengan sendirinya yang secara potensial dimiliki oleh individu yang bersangkutan sejak ia dilahirkan, mungkin kita pernah memperhatikan bayi hewan atau bayi manusia yang dengan sendirinya menyusu pada induk atau ibunya, tanpa terlebih dahulu belajar dari siapapun. Perbuatan menyusui merupakan hasil dan motif asli yang pada waktu matang dengan sendirinya. Apabila diperhatikan, motif-motif semacam itu, yaitu motif-motif yang muncul karena kematangan, dapat diperoleh ciri-ciri khusus, yaitu motif semacam itu bersifat naluriah, alamiah, tidak dipelajari , dan muncul karena adanya kebutuhan vital.

D.    Peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran
Dalam proses pembelajaran penting untuk dikaji korelasinya dengan proses belajar dan pembelajaran yaitu berkenaan dengan motivasi. Secara umum, terdapat peranan penting motivasi dalam belajar :
1.      Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut, anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam kaitan itu, anak berusaha mencari buku tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar.
2.      Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh anak akan termotivasi belajar elektronik karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut diminta membetulkan radio yang rusak, dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut menjadi baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, anak makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu.
3.      Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan  tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Sebalikya, apabila seseorang kurang atau tidak memilki motivasi untuk belajar, maka dia tidak akan tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal lain dan bukan belajar. Hal itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

E.     Prinsip belajar dan motivasi
Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu prinsip- prinsip penggerakan motivasi belajar sangat erat kaitanya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Dibawah ini akan diuraikan beberapa prinsip belajar dan motivasi, supaya mendapat perhatian dari pihak perencanaan pengajaran khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar mengajar.
a.       Kebermaknaan
Siswa akan suka dan bermotivasi belajar apabila hal- hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Contoh: hubungan pengajaran dengan pengalaman para siswa, hubungan pengajaran dengan minat para siswa
b.      Modelling
Siswa akan suka melakukan tingkah laku baru, bila disaksikan dan ditirunya.
c.       Komunikasi terbuka
Siswa lebih suka belajar, bila penyajian terstruktur supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pengawasan siswa. Contoh: kemukakan tujuan yang hendak dicapai kepada para siswa agar mendapat perhatian mereka, tunjukan hubungan- hubungan, jelaskan pelajaran secara nyata
d.      Prasyarat
Siswa yang berada dalam kelompok yang berprasyarat akan mudah mengatamati hubungan antara pengetahuan yang sederhana yang telah dimilki dengan pengetahuan yang kompleks yang akan dipelajari
e.       Novelty
Siswa lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh penyajian- penyajian yang baru (novelty atau masih asing)
f.       Latihan/ praktek yang aktif dan bermanfaat
Siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/ praktek untuk mencapai tujuan pengajaran caranya: usahakan agar siswa sebanyak mungkin menjawab pertanyaan- pertanyaan, mintalah agar siswa menyusun/ menata kembali informasi yang diperolehnya dari bacaan, sediakan laboraturium dan situasi praktek lapangan.
g.      Latihan terbagi
Siswa lebih senang belajar jika, latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah kurun waktu yang pendek, latihan tersebut akan meningkatkan motivasi siswa belajar dibandingkan dengan latihan yang dilakukan sekaligus dalam jangka waktu yang panjang
h.      Kurangi secara sistematik paksaan belajar
Pada waktu mulai belajar, siswa perlu diberikan paksaan atau pemompaan. Akan tetapi bagi siswa yang sudah mulai menguasai pelajaran, maka secara sistematik pemompaan itu dikurangi dan akhirnya lambat laun siswa dapat belajar sendiri
i.        Kondisi yang menyenangkan
Siswa lebih senang melanjutkan belajarnya jika kondisi pengajaran menyenangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara usahakan jangan mengulangi hal- hal yang telah mereka ketahui, suasana fisik kelas jangan sampai membosankan, hindarkan terjadinya frustasi, hindarkan suasana kelas yang emosional.
Untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dapat dilakukan dengan cara: siapkan tugas- tugas yang menantang selama latihan, berilah siswa pengetahuan tentang hasil- hasil yang telah dicapai oleh siswa, berikan ganjaran yang pantas terhadap usaha yang dilakukan siswa.

Model Motivasi ARCS
Prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut ARCS model yaitu : Attention (Perhatian), Relevance (Relevansi), Confidence (Kepercayaan diri), dan Satisfaction (Kepuasaan).
Attention (perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseorang ini muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/kompleks. Strategi yang dapat digunakan untuk merangsang minat dan perhatian yaitu :
a.       Gunakan metode penyampaian yang bervariasi.
b.      Gunakan media untuk melengkapi penyajian pembelajran.
c.       Gunakan humor dalam penyajian pembelajaran.
d.      Gunakan pariwisata nyata, anekdot dan contoh-contoh untuk memperjelas konsep yang diutarakan.
e.       Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

Relevance (Relevansi), yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ada tiga strategi yang digunakan untuk menunjukkan relevansi dalam pembelajaran, yaitu :
a.       Sampaikan kepada siswa apa yang akan dapat mereka lakukan setelah mempelajari materi pembelajaran.
b.      Jelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari.
c.       Berikan contoh, latihan/tes yang langsung berhubungan dengan kondisi siswa atau profesi tertentu.

Confidence (kepercayaan diri), yaitu merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Ada sejumlah strategi untuk memeningkatkan kepercayaan diri, yaitu sebagai berikut:
a.       Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman berhasil
b.      Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga membawa siswa tidak dituntut memepelajari banyak konsep sekaligus
c.       Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan persyaratan untuk berhasil
d.      Menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa
e.       Tumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan pernyataan-pernyataan yang membangun
f.       Berikan umpan balik kontrukstif selama pembelajaran, agar siswa mengetahui sejauh mana pemahaman dan porestasi belajar mereka.

Satisfaction (kepuasan) merupakan keberhasilan dalam mencapai sutau tujuan akan mengahsilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Ada jumlah strategi untuk mencapai kepuasaan, yaitu sebagai berikut:
a.       Gunakan pujian secara verbal, umpan balik yang informatif, bukan ancaman atau sejenisnya.
b.      Berikan kesempatan kepada siswa untuk segera menggunakan atau mempraktikkan pengetahuan yang baru dipelajari.
c.       Minta kepada siswa yang telah menguasai untuk membantu teman-temannya yang belum berhasil.
d.      Bandingkan prestasi siswa dengan prestasinya sendiri di masa lalu dengan suatu standar tertentu, bukan dengan siswa lain.

F.     Realita lapangan
Tak dapat dipungkiri bahwa motivasi belajar merupakan salah satu aspek yang berperan signifikan dalam proses tercapainya tujuan pembelajaran dan motivasi belajar juga akan mempegaruhi dan dipengaruhi oleh aspek kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik. Motivasi belajar mempengaruhi aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan motivasi belajar juga dipengaruhi oleh aspek kognitif, afektif dan psikomotor jadi dapat dikatakan antara aspek-aspek tesebut memiliki korelasi. motivasi belajar berperan sebagai stimulus untuk merangsang minat dan gairah belajar peserta didik khususnya di Sekolah Dasar. Jika seorang guru mampu mendesain situasi pembelajaran yang mampu mengeksplorasi kemampuan siswa dan mampu meningkatkan motivasi belajar dan menghilangkan persfektif bahwa belajar adalah sesuatu proses yang kaku dan membuat jenuh dan bosan maka tujuan pembelajaran akan dapat tercapai baik tujuan insidental dan tujuan intermeditari, Namun dari pengamatan yang saya lakukan dalam proses pembelajaran di SD bahwasanya tingkat motivasi belajar setiap siswa masih kurang hal ini disebabkan oleh pengaruh yang berasal dari dalam diri siswa maupun pengaruh yang berasal dari luar diri siswa. Contoh hal yang berkaitan dengan motivasi belajar :
a.         Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan
b.        Siswa termotivasi belajar hanya saat awal-awal pelajaran (2 mata pelajaran). Namun setelah keluar istirahat maka motivasi belajarnya berkurang
c.         Guru yang kurang kreatif saat mengajar sehingga siswa merasa jenuh dan bosan
d.        Kondisi kelas yang kurang terawat
e.         Guru yang kurang profesional

G.    Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
1.      Faktor intrinsik
Adapun menurut ahli yang menjadi faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah Faktor Motivasi instrinsik adalah    (Purwanto,2008) :
a.       Minat
Minat merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu, dimana minat belajar yang tinggi akan menyebabkan belajar siswa menjadi lebih mudah dan cepat. Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegitan tertentu yang spesifik. Minat adalah kecenderungan seseorang untuk merasa pada objek tertentu yang dianggap penting. Dari rasa ketertarikan terhadap sesuatu akan membentuk motivasi yang akhirnya teraktualisasi dalam perilaku belajrnya. Syarat yang penting untuk memulai sesuatu adalah minat terhadap apa yang mau dipelajari. Tanpa minat dan hanya didasari atas dasar tepaksa, maka tidak akan tercipata motivasi belajar sehingga hasil yag didapat tidak akan optimal meskipun cara belajar yang digunakan sudah efektif.
b.      Cita-cita
Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan serta oleh perkembangan kepribadian. Cita-cita untuk menjadi sesorang (gambaran ideal) akan memperkuat semangat belajar. Seseorang dengan kemauan besar serta didukung oleh cita-cita yang sesuai maka akan menimbulkan semangat dan dorongan yang besar untuk bisa meraih apa yang diinginkan.
c.       Kondisi siswa
Motivasi belajar adalah usaha-usaha seseorang (siswa) untuk menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau atau ingin melakukan. Kondisi- kondisi tersebut baik fisik maupun emosi yag dihadapi oleh peserta didik akan mempengaruhi keinginan individu untuk belajar dan tentunya akan melemahkan dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kegiatan belajar. Kondisi fisik serta pikiran yang sehat akan menumbuhkan motivasi blejar. Sehat berarti dalam keadaan baik, segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit serta keadaan akal yang sehat. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu. Keadaan emosional dan sosial berupa perasaan tertekan, yang selalu dalam keadaan takut akan kegagalan, yang mengalami kegoncangan karena emosi-emosi yang kuat tidak dapat belajar efektif. Demikian pula anak yang tidak disukai oleh teman dan lingkungan sosialnya akan menemui kesulitan belajar.
Sejalan dengan pendapat yang dkemukakan oleh ahli diatas bahwa faktor intrinsik memang dipengaruhi oleh minat, cita-cita dan kondisi siswa sehingga apabila seorang pendidik mampu mengakumulasi ketiga hal tersebut maka dapat dipastikan bahwa pendidik tersebut mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
2.      Faktor ekstrinsik
a.       Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan salah satu yang mempengaruhi motivasi belajar hal ini dapat ditinjau dari beberapa aspek yakni:
1)      Latar belakang pendidikan
Latar belakang pendidikan anggota keluarga menurut saya memiliki peran dalam hal mempengaruhi motivasi belajar seorang anak. Misalkan saja anak yang berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan yang kurang tinggi pasti memiliki kendala dalam hal membangun motivasi belajar anaknya.
2)      Perekonomian keluarga
Tak dapat dipungkiri bahwa ekonomi keluarga memegang peranan dalam memengaruhi motivasi belajar, akan muncul masalah-masalah klasik yang secara tidak lansung memengaruhi motivasi belajar misalnya pemenuhan alat alat yang berkaitan dengan kegiatan belajar disekolah antara lain pakaian, alat tulis menulis dan uang jajan namun kadang muncul fenomena bahwa anak yang berasal dari keluarga kurang mampu justru merekalah yang berprestasi dan sebaliknya anak yang berasal dari keluarga mampu justru mereka yang acuh tak acuh.
3)      Sistem sosial dalam keluarga
Dari analisa yang saya lakukan bahwa nilai-nilai atau norma yang diyakini dalam suatu keluarga memberi pengaruh terhadap motivasi belajar contohnya anak keturunan nelayan, mereka sangat dipengaruhi oleh aturan-aturan yang terbentuk dalam keluarganya misalkan setelah pulang sekolah mereka sering pergi membantu orang tua mereka menangkap ikan sehingga muncul paradigma bahwa tak perlu sekolah tinggi untuk menjadi nelayan, biar tidak sekolah tetap bisa jadi nelayan. Kita dapat lihat realita bahwa anak yang berasal dari pesisir jarang memiliki pendidikan yang tinggi.
b.      Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah merupakan titik sentral dimana seorang anak berusaha untuk membangun pengetahuannya dan oleh karena itu ada beberapa aspek dalam lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
1)      Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana berpengaruh terhadap motivasi belajar, secara tidak langsung kondisi dan ketersedian sarana akan dapat membangkitkan motivasi belajar
2)      Guru
Guru sangat berperan dalam membangkitkan motivasi belajar siswa hal ini karena guru berfungsi sebagai motivator, mediator dan fasilitator maka posisi seorang guru sangat sentral dan paling utama dalam hal membangkitkan motivasi belajar siswa.
3)      Manajemen sekolah
Manajemen sekolah berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar, kemampuan kepala sekolah dan staff pengajar dalam rangka mengatur dan merancang jadwal pembelajaran memberi pengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar contoh misalkan penentuan mata pelajaran yang akan diajarkan pertama dan terakhir misalkan matematika jangan diajarkan pada jam terakhir karena konsentrasi siswa mulai berkurang.
c.       Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan tempat seorang anak melakukan interaksi setelah pulang sekolah didalam masyarakat seorang anak belajar tentang baik buruk sehingga akan berpengaruh terhadap motivasi belajar dan dimasyarakat juga seorang anak akan bertemu dengan guru yang mengajarinya di sekolah sehingga tingkah laku guru dalam masyarakat akan memberi mereka cara pandang tentang yang diajarkan gurunya, misalkan seorang guru yang selalu menyuruh anak didiknya untuk shalat berjamaah namun justru guru tersebut yang jarang melakukan shalat berjamaah jadi ini akan menjadi reaksi dari pengetahuan yang diajarkan guru tersebut dan muncul ketidakpercayaan.

H.    Usaha-usaha dalam meningkatkan motivasi belajar.
Adapun usaha-usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar baik yang berkaitan langsung maupun berdampak tidak langsung adapula usaha meningkatkan motivasi belajar secara intrinsik dan ekstrinsik. Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik maka harus ada  sinergitas dari beberapa elemen yang bisa membangkitkan motivasi belajar peserta didik :
a.       Memaksimalkan sarana dan prasarana pembelajaran
b.      Merekrut tenaga pengajar yang profesional dan kompeten di bidangnya
c.       Manajemen sekolah harus akuntabel dan profesional
d.      Melibatkan seluruh stackholder.

I.       Hambatan dalam motivasi
1.      Kurangnya kepercayaan diri
Motivasi sangat memerlukan sikap percaya diri. Percaya diri adalah sebuah sikap dimana kita merasa percaya pada diri kita termasuk kepercayaan pada adanya potensi dan kekuatan pada diri kita. Kebalikan dari percaya diri adalah rendah diri. Sikap rendah diri inilah yang menimbulkan sikap lemah dan kurang semangat. Ini juga bisa menyebabkan tidak bisanya memotivasi diri sendiri sebagai akibat dari tidak ada kepercayaan didalam diri.
2.      Merasa Kalau Motivasi diri itu tidak Penting
Hambatan melakukan motivasi diri lainnya adalah adanya sebuah perasaan bahwa motivasi itu tidak lah penting dalam hidupnya. Bila Anda merasa bahwa motivasi diri itu tidak penting, maka anda pasti akan sulit untuk memotivasi diri. Padahal sebaliknya, motivasi adalah hal yang sangat penting sekali.
3.      Tidak Punya Tujuan Hidup
Bagi orang yang tidak punya tujuan dalam hidupnya, maka tentu saja dia tidak akan semangat dalam menghadapi hidupnya. Ini sangatlah berbahaya.
4.      Banyak Menerima Opini Negatif dari Orang Lain
Lingkungan memang sangat berpengaruh terhadap sikap seseorang. Mungkin ada yang akan memberikan opini negatif terhadap apa yang kita lakukan. Seperti adanya opini-opini bahwa kita akan mengalami kegagalan jika kita ingin melakukan sesuatu. Ini akan membuat semangat kita melemah.
5.       Adanya Perasaan Tidak Memiliki Masa Depan Yang Jelas
Jika anda merasa anda tidak memiliki masa depan yang jelas maka akan sulit sekali rasanya jika harus memotivasi diri sendiri.

J.      Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain :
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat /meningkatkan motivasi belajar
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk /reinforcement/ yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi  belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk /reinforcement/ yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh  Fathurrohman dan Sutikno (2007:20) */motivasi belajar siswa<http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/>/* dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:
a) Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b) Hadiah.
Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c) Saingan/kompetisi.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

d) Pujian.
Siswa yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun. Dengan pujian siswa akan lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
e) Hukuman.
Hukuman akan diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan lain sebagainya.
f)  Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa.
g) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.
h) Membantu kesulitan belajar
Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya.  Dalam proses belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk menyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk  mencatat dan  mempelajari materi yang telah disampaikan.
i) Menggunakan metode
Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.
j) Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.





























DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Hamzah. 2014. Teori motivasi dan pengukurannya: analisis di bidang pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2011. Teori belajar dan pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia





1 komentar:

  1. titanium alloys | TITanium Alloys | TITanium Alloys
    TITanium Alloys, a premium titanium flask alloys manufactured under men\'s titanium wedding bands the titanium linear compensator brand of apple watch titanium T-Maxi, is made by T-M, T-MAXi, a subsidiary of the T-Maxi titanium camping cookware subsidiary of the T-Maxi €5.99

    BalasHapus