PENTINGNYA MOTIVASI BELAJAR
DALAM PBM (PROSES BELAJAR MENGAJAR) BESERTA
HAMBATAN DAN KENDALANYA
Dosen Pengampu : Heny Wijayanti, S.SiT
Disusun
Oleh :
Baiq Zulvita
Rahayu (1504077)
Eka Ratnasari (1504085)
Ufiyatun Zamzami (1504116)
Rina Utami (1504156)
Siti Purwati (1504157)
Sri Wahyuni (1504161)
Anggraini Risma
Isni (1504170)
Anindya
Mustikawati (1504171)
Anis Nur Aini (1504172 )
Vera Handayani (1504205)
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
PENDAHULUAN
Setiap individu memiliki
kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam
aktifitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah
“motivasi”
Motivasi adalah dorongan
dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada
diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan
atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang
mendasarinya. Motivasi juga dikatakan sebagai perbedaan antara dapat
melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan
tugas untuk mencapai tujuan.
Manusia dalam kehidupannya
dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, baik
kebutuhan biologis, kebutuhan ekonomis, maupun kebutuhan penting lainnya.
Manusia di dalam memenuhi kebutuhannya, sering mengadakan hubungan atau
memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan, orang yang bersangkutan tidak
berarti sama sekali. Oleh karena itu, manusia cenderung untuk hidup berkelompok
atau berorganisasi, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhannya.
Berbagai pakar
mengetengahkan pandangannya tentang motivasi. Pandangan para pakar tentang
motivasi tersebut melahirkan berbagai teori motivasi. Teori motivasi yang
sangat fundamental dan monumental, juga telah banyak dikenal orang dan
digunakan dalam berbagai kegiatan adalah teori motivasi dari Abraham Mashloe. Teori-teori lain yang
juga telah dikenal adalah teori motivasi belajar, motivasi kerja dan motivasi
berprestasi, disamping teori motivasi lainnya.
PENTINGNYA
MOTIVASI BELAJAR DALAM PBM (PROSES BELAJAR MENGAJAR) BESERTA HAMBATAN DAN
KENDALANYA
A.
Motivasi
Istilah
motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
Motif
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Motif biogenetis, yaitu
motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya,
misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil napas,
seksualitas, dan sebagainya;
2.
Motif sosiogenetis, yaitu
motif-motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang
tersebut berada. Jadi, motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi
dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat. Misalnya, keinginan
mendengarkan musik, makan pecel, makan cokelat, dan lain-lain;
3.
Motif teologis, dalam motif ini
manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara
manusia dan Tuhan-Nya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk merealisasikan
norma-norma sesuai agamanya.
Motif
adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu,
demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan
yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah
laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Berkaitan
dengan pengertian motivasi, beberapa psikolog menyebut motivasi sebagai
konstruk hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan keinginan, arah, intensitas
dan keajegan perilaku yang diarahkan oleh tujuan. Dalam motivasi tercakup
konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi,
kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu. Penggolongan lain yang
didasarkan atas terbentuknya motif, terdapat dua golongan, yaitu motif bawaan
dan motif yang dipelajari. Motif bawaan sudah ada sejak dilahirkan dan tidak
perlu dipelajari. Motif bawaan ini, misalnya akan, minum, dan seksual. Motif
yang kedua adalah motif yang timbul karena kedudukan atau jabatan.
Dari
sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan dua macam, yaitu motif
intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik, timbulnya tidak memerlukan
rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu
sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Sedangkan motif ekstrinsik timbul
karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan
terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat
manfaatnya.
Motif
intrinsik lebih kuat dari motif ekstrinsik. Oleh karena itu, pendidikan harus
berusaha menimbulkan motif intrinsik dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat
mereka terhadap bidang-bidang studi yang relevan. Sebagai contoh,
memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional
pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai
sasaran. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara
lain :
a.
Pendidik memerlukan anak didiknya,
sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya,
perasaannya, maupun keyakinannya.
b.
Pendidik menggunakan berbagai
metode dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya.
c.
Pendidik senantiasa memberikan
bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu, apabila
mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis.
d.
Pendidik harus mempunyai pengetahuan
yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta
didiknya.
e.
Pendidik harus mempunyai rasa
cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.
Semua
ciri tersebut harus dimiliki oleh pendidik dalam upaya memberikan motivasi
kepada peserta didiknya dan mengabdi pada profesinya sebagai pendidik. Motivasi
adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku
hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, perilaku
seseorang dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi
merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai
macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah
laku; (3) tujuan; (4) umpan balik.
Dari
definisi diatas, dapat diketahui bahwa motivasi terjadi apabila seseorang
mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Motivasi
merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi
dan tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak memuaskan atau
tidak menyenangkan.
Menurut
beberapa ahli psikologi, pada diri seseorang terdapat penentuan tingkah laku,
yang bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu tersebut
adalah motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia. Misalnya seseorang
berkemauan keras atau kuat dalam belajar karena adanya harapan penghargaan atas
prestasinya.
Motivasi
merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan
tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli tersebut, dapat diartikan bahwa
yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga
kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat
dan giat dalam berbuat sesuatu.
Konsep
motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : (1) seseorang senang
terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan
termotivasi untuk melakukan kegiatan itu, dan (2) apabila seseorang merasa
yakin mampu menghadapi tantangan maka biasanya orang tersebut terdorong
melakukan kegiatan tersebut.
Atkinson
mengemukan bahwa kecenderungan sukses ditentukan oleh motivasi, peluang, serta
intensif; begitu pula sebaliknya dengan kecenderungan untuk gagal. Motivasi
dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Guru dapat memberikan motivasi siwa
dengan melihat suasana emosional siswa tersebut. Menurutnya, motivasi
berprestasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan intensitasnya tergantung pada
kondisi mental orang tersebut.
Brophy
mengemukakan suatu daftar strategi motivasi yang digunakan guru untuk
memberikan stimulus siswa agar produktif dalam belajar (1) keterkaitan dengan
kondisi lingkungan, yang berisi kondisi lingkungan sportif, kondisi tingkat
kesukaran, kondisi belajar yang bermakna, dan pengganggu strategi yang
bermakna; (2) harapan untuk berhasil, berisi kesuksesan program, tujuan
pengajaran, remedial sosialisasi penghargaan dari luar yang dapat berisi
hadiah, kompetensi yang positif, nilai hasil belajar.
Motivasi
intrinsik berisi : (1) penyesuaian tugas dengan minat, (2) perencanaan yang
penuh variasi, (3) umpan balik atas respons siswa, (4) kesempatan respons
peserta didik yang aktif, dan (5) kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan
tugas pekerjaannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik berisi : (1) penyesuaian
tugas dengan minat, (2) perencanaan yang penuh variasi, (3) respons siswa, (4)
kesempatan peserta didik yang aktif, (5) kesempatan peserta didik untuk
menyesuaikan tugas pekerjaannya, dan (6) adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar.
David
McClelland et al., berpendapat bahwa A
motive is the redintegration by cue of a change in an affective situation, yang
berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari
(redintegration) dengan ditandai
suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama motif adalah dari rangsngan
(stimulasi) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan, sehingga
tanda perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya
motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dalam pengertian
tersebut memiliki dua aspek, yaitu adanya dorongan dari dalam dan dari luar
untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan yang diharapkan, dan usaha untuk
mencapai tujuan.
Berdasarkan
teori-tgeori motivasi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan, motivasi
merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun
dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah
laku/ aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan sasaran
sebagai berikut : (a) mendorong manusia untuk melakukan suatu aktifitas yang
didasarkan atas pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini, motivasi merupakan motor
penggerak dari setiap kebutuhan yang akan duipenuhi, (b) menentukan tujuan yang
hendak dicapai, dan (c) menentukan perbuatan yang harus dilakukan.
Atau dapat
pula disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam
diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai
indikator sebagai berikut : (1) adanya hasrat untuk melakukan kegiatan, (2)
adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, (3) adanya harapan dan
cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (%) adanya lingkungan
yang baik, (6) adanya kegiatan yang menarik.
B.
Motivasi belajar
Motivasi
dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah
perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi
sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced
practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi
belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan,
faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan , lingkingan belajar yang kondusif,
dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut
disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk
melakukan aktifitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Hakikat
motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Halnitu, mempunyai peranan beasar
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya
penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6)
adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa
dapat belajar dengan baik.
C.
Asal mula dan Perkembangan motivasi
Motivasi
Diterapkan dalam berbagai kegiatan, tidak terkecuali dalam belajar. Betapa
penyingnya motivasi dalam belajar, karena keberadaannya sangat berarti bagi
perbuatan belajar. Selain itu, motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan
belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat dicapai.
Didalam
kegiatan belajar, anak memerlukan motivasi. Misalnya yang akan ikut ujian,
membutuhkan sejumlah informasi atau ilmu untuk mempertahankan dirinya dalam
ujian, agar memperoleh nilai yang baik. Jika pada ujian nanti anak tidak dapat
menjawab, maka akan muncul motif anak untuk menyontek karena ingin
mempertahankan dirinya, agar tidak dimarahi orang tuanya. Karena, memperoleh
nilai yang buruk. Dalam kesempatan lain, bisa terjadi anak akan memperlihatkan
motiv mencuri, jika dia dihadapkan dengan keadaan lapar. Motif mencuri ini
muncul karena juga ingin mempertahankan dirinya, agar memiliki kekuatan untuk
berusaha.
Meskipun
kedua motif itu mungkin, berasal dari dorongan yang sama, yaitu dorongan
mempertahankan diri, motif yang menyebabkan lapar dan motif yang menyebabkan
malu karena tidak dapat memperoleh angka yang baik atau takut dimarahi orangtua
kerena nilai yang jelek itu, merupakan dua motif yang berbeda. Perbedaan itu,
bukan hanya dalam hal bentuk perbuatan yang ditimbulkannya, melainkan juga
dalam hal sifat dan hakikatnya. Motif yang menimbulkan perbuatan makan karena lapar merupakan motif asali,
sedangkan motif yang menimbulkan perbuatan nyontek karena rasa malu atau takut
adalah motif yang sedikit banyak merupakan hasil belajar atau motif yang dipelajari.
Dapat diingat, bahwa anak merasa lapar tanpa harus belajar. Akan tetapi,
seorang bayi yang baru dilahirkan tidak pernah merasa malu. Rasa malu dan juga
takut, itu muncul dikemudian, yaitu setelah bayi memperoleh berbagai pengalaman
yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh perilaku atau keadaan yang
memalukan
Motif
yang dipelajari, peranan yang sangat penting dalam perkembangannya adalah
belajar. Sedangkan untuk motif yang asalai, belajar menjadi penting, dalam
rangka memperkuat ataiu mengarahkan, agar menjadi perbuatan yang “baik”, atau
sekurang-kurangnya sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Namun demikian, dalam perbuatan individu, pada akhirnya motif yang asali
bercampur baur dengan motif yang dipelajari, sehingga kadang-kadang sukar
dibedakan motif asali dan motif yang dipelajari. Motif yang dipelajari sangat
bergantung pada perkembangan anak. Perkembangan anak sangat tergantung pada
berbagai faktor, terutama faktor kematangan, pelatihan, dan belajar.
Faktor-faktor itu mempengaruhi pula kejadian dan perkembangan motif.
Beberapa
motif semata-mata muncul karena kematangan. Motif itu timbul dengan sendirinya
yang secara potensial dimiliki oleh individu yang bersangkutan sejak ia
dilahirkan, mungkin kita pernah memperhatikan bayi hewan atau bayi manusia yang
dengan sendirinya menyusu pada induk atau ibunya, tanpa terlebih dahulu belajar
dari siapapun. Perbuatan menyusui merupakan hasil dan motif asli yang pada
waktu matang dengan sendirinya. Apabila diperhatikan, motif-motif semacam itu,
yaitu motif-motif yang muncul karena kematangan, dapat diperoleh ciri-ciri
khusus, yaitu motif semacam itu bersifat naluriah, alamiah, tidak dipelajari ,
dan muncul karena adanya kebutuhan vital.
D.
Peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran
Dalam proses pembelajaran
penting untuk dikaji korelasinya dengan proses belajar dan
pembelajaran yaitu berkenaan dengan motivasi. Secara umum, terdapat peranan
penting motivasi dalam belajar :
1.
Peran motivasi dalam menentukan
penguatan belajar
Motivasi
dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar
dihadapan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat
dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh,
seorang anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma.
Tanpa bantuan tabel tersebut, anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas
matematika. Dalam kaitan itu, anak berusaha mencari buku tabel matematika.
Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran motivasi yang dapat
menimbulkan penguatan belajar.
2.
Peran motivasi dalam memperjelas
tujuan belajar
Peran
motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan
belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu
sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai
contoh anak akan termotivasi belajar elektronik karena tujuan belajar
elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu
kesempatan misalnya, anak tersebut diminta membetulkan radio yang rusak, dan
berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut menjadi baik
setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, anak makin hari makin termotivasi
untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu.
3.
Motivasi menentukan ketekunan
belajar
Seorang
anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya
dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Sebalikya, apabila seseorang kurang atau tidak
memilki motivasi untuk belajar, maka dia tidak akan tahan lama belajar. Dia
mudah tergoda untuk mengerjakan hal lain dan bukan belajar. Hal itu berarti
motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
E.
Prinsip belajar dan motivasi
Memotivasi
belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang
mendorong, menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu prinsip-
prinsip penggerakan motivasi belajar sangat erat kaitanya dengan
prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Dibawah ini akan diuraikan beberapa
prinsip belajar dan motivasi, supaya mendapat perhatian dari pihak perencanaan
pengajaran khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar mengajar.
a.
Kebermaknaan
Siswa akan suka dan bermotivasi belajar
apabila hal- hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Contoh:
hubungan pengajaran dengan pengalaman para siswa, hubungan pengajaran dengan
minat para siswa
b.
Modelling
Siswa akan suka melakukan tingkah laku
baru, bila disaksikan dan ditirunya.
c.
Komunikasi terbuka
Siswa lebih suka belajar, bila penyajian
terstruktur supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pengawasan siswa. Contoh:
kemukakan tujuan yang hendak dicapai kepada para siswa agar mendapat perhatian
mereka, tunjukan hubungan- hubungan, jelaskan pelajaran secara nyata
d.
Prasyarat
Siswa yang berada dalam kelompok yang
berprasyarat akan mudah mengatamati hubungan antara pengetahuan yang sederhana
yang telah dimilki dengan pengetahuan yang kompleks yang akan dipelajari
e.
Novelty
Siswa lebih senang belajar bila
perhatiannya ditarik oleh penyajian- penyajian yang baru (novelty atau masih
asing)
f.
Latihan/ praktek yang aktif dan
bermanfaat
Siswa lebih senang belajar jika
mengambil bagian yang aktif dalam latihan/ praktek untuk mencapai tujuan
pengajaran caranya: usahakan agar siswa sebanyak mungkin menjawab pertanyaan-
pertanyaan, mintalah agar siswa menyusun/ menata kembali informasi yang
diperolehnya dari bacaan, sediakan laboraturium dan situasi praktek lapangan.
g.
Latihan terbagi
Siswa lebih senang belajar jika, latihan
dibagi-bagi menjadi sejumlah kurun waktu yang pendek, latihan tersebut akan
meningkatkan motivasi siswa belajar dibandingkan dengan latihan yang dilakukan
sekaligus dalam jangka waktu yang panjang
h.
Kurangi secara sistematik paksaan
belajar
Pada waktu mulai belajar, siswa perlu
diberikan paksaan atau pemompaan. Akan tetapi bagi siswa yang sudah mulai
menguasai pelajaran, maka secara sistematik pemompaan itu dikurangi dan
akhirnya lambat laun siswa dapat belajar sendiri
i.
Kondisi yang menyenangkan
Siswa lebih senang melanjutkan
belajarnya jika kondisi pengajaran menyenangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara usahakan jangan mengulangi hal- hal yang telah mereka ketahui, suasana
fisik kelas jangan sampai membosankan, hindarkan terjadinya frustasi, hindarkan
suasana kelas yang emosional.
Untuk menciptakan kondisi yang
menyenangkan dapat dilakukan dengan cara: siapkan tugas- tugas yang menantang
selama latihan, berilah siswa pengetahuan tentang hasil- hasil yang telah
dicapai oleh siswa, berikan ganjaran yang pantas terhadap usaha yang dilakukan
siswa.
Model Motivasi ARCS
Prinsip-prinsip motivasi
yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut ARCS model yaitu : Attention (Perhatian),
Relevance (Relevansi), Confidence (Kepercayaan
diri), dan Satisfaction (Kepuasaan).
Attention (perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu seseorang ini muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen
baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/kompleks. Strategi
yang dapat digunakan untuk merangsang minat dan perhatian yaitu :
a.
Gunakan metode penyampaian yang bervariasi.
b.
Gunakan media untuk melengkapi penyajian pembelajran.
c.
Gunakan humor dalam penyajian pembelajaran.
d.
Gunakan pariwisata nyata, anekdot dan contoh-contoh untuk
memperjelas konsep yang diutarakan.
e.
Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.
Relevance (Relevansi), yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan
kondisi siswa. Ada tiga strategi yang digunakan untuk menunjukkan relevansi
dalam pembelajaran, yaitu :
a.
Sampaikan kepada siswa apa yang akan dapat mereka lakukan
setelah mempelajari materi pembelajaran.
b.
Jelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan
dipelajari.
c.
Berikan contoh, latihan/tes yang langsung berhubungan dengan
kondisi siswa atau profesi tertentu.
Confidence (kepercayaan diri), yaitu merasa diri kompeten atau
mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi
akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Ada sejumlah
strategi untuk memeningkatkan kepercayaan diri, yaitu sebagai berikut:
a.
Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak
pengalaman berhasil
b.
Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,
sehingga membawa siswa tidak dituntut memepelajari banyak konsep sekaligus
c.
Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan
persyaratan untuk berhasil
d.
Menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan
di tangan siswa
e.
Tumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan
pernyataan-pernyataan yang membangun
f.
Berikan umpan balik kontrukstif selama pembelajaran, agar
siswa mengetahui sejauh mana pemahaman dan porestasi belajar mereka.
Satisfaction (kepuasan) merupakan keberhasilan dalam mencapai
sutau tujuan akan mengahsilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus
berusaha mencapai tujuan yang serupa. Ada jumlah strategi untuk mencapai
kepuasaan, yaitu sebagai berikut:
a.
Gunakan pujian secara verbal, umpan balik yang informatif,
bukan ancaman atau sejenisnya.
b.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk segera menggunakan atau
mempraktikkan pengetahuan yang baru dipelajari.
c.
Minta kepada siswa yang telah menguasai untuk membantu
teman-temannya yang belum berhasil.
d.
Bandingkan prestasi siswa dengan prestasinya sendiri di masa
lalu dengan suatu standar tertentu, bukan dengan siswa lain.
F.
Realita lapangan
Tak dapat dipungkiri bahwa
motivasi belajar merupakan salah satu aspek yang berperan signifikan dalam
proses tercapainya tujuan pembelajaran dan motivasi belajar juga akan
mempegaruhi dan dipengaruhi oleh aspek kognitif, afektif dan psikomotor peserta
didik. Motivasi belajar mempengaruhi aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan
motivasi belajar juga dipengaruhi oleh aspek kognitif, afektif dan psikomotor
jadi dapat dikatakan antara aspek-aspek tesebut memiliki korelasi. motivasi
belajar berperan sebagai stimulus untuk merangsang minat dan gairah belajar
peserta didik khususnya di Sekolah Dasar. Jika seorang guru mampu mendesain
situasi pembelajaran yang mampu mengeksplorasi kemampuan siswa dan mampu meningkatkan
motivasi belajar dan menghilangkan persfektif bahwa belajar adalah sesuatu
proses yang kaku dan membuat jenuh dan bosan maka tujuan pembelajaran akan
dapat tercapai baik tujuan insidental dan tujuan intermeditari, Namun dari pengamatan
yang saya lakukan dalam proses pembelajaran di SD bahwasanya tingkat motivasi
belajar setiap siswa masih kurang hal ini disebabkan oleh pengaruh yang berasal
dari dalam diri siswa maupun pengaruh yang berasal dari luar diri siswa. Contoh
hal yang berkaitan dengan motivasi belajar :
a.
Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan
b.
Siswa termotivasi belajar hanya saat awal-awal pelajaran (2
mata pelajaran). Namun setelah keluar istirahat maka motivasi belajarnya berkurang
c.
Guru yang kurang kreatif saat mengajar sehingga siswa merasa
jenuh dan bosan
d.
Kondisi kelas yang kurang terawat
e.
Guru yang kurang profesional
G.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar
1.
Faktor intrinsik
Adapun menurut ahli yang menjadi faktor intrinsik yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah Faktor Motivasi instrinsik
adalah (Purwanto,2008) :
a.
Minat
Minat merupakan ketertarikan individu terhadap
sesuatu, dimana minat belajar yang tinggi akan menyebabkan belajar siswa
menjadi lebih mudah dan cepat. Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan
seseorang melakukan kegitan tertentu yang spesifik. Minat adalah kecenderungan
seseorang untuk merasa pada objek tertentu yang dianggap penting. Dari rasa
ketertarikan terhadap sesuatu akan membentuk motivasi yang akhirnya
teraktualisasi dalam perilaku belajrnya. Syarat yang penting untuk memulai
sesuatu adalah minat terhadap apa yang mau dipelajari. Tanpa minat dan hanya didasari
atas dasar tepaksa, maka tidak akan tercipata motivasi belajar sehingga hasil
yag didapat tidak akan optimal meskipun cara belajar yang digunakan sudah
efektif.
b.
Cita-cita
Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal,
moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan serta oleh perkembangan kepribadian.
Cita-cita untuk menjadi sesorang (gambaran ideal) akan memperkuat semangat
belajar. Seseorang dengan kemauan besar serta didukung oleh cita-cita yang
sesuai maka akan menimbulkan semangat dan dorongan yang besar untuk bisa meraih
apa yang diinginkan.
c.
Kondisi siswa
Motivasi belajar adalah usaha-usaha seseorang (siswa)
untuk menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau
atau ingin melakukan. Kondisi- kondisi tersebut baik fisik maupun emosi yag
dihadapi oleh peserta didik akan mempengaruhi keinginan individu untuk belajar
dan tentunya akan melemahkan dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kegiatan
belajar. Kondisi fisik serta pikiran yang sehat akan menumbuhkan motivasi
blejar. Sehat berarti dalam keadaan baik, segenap badan beserta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit serta keadaan akal yang sehat. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu. Keadaan emosional
dan sosial berupa perasaan tertekan, yang selalu dalam keadaan takut akan
kegagalan, yang mengalami kegoncangan karena emosi-emosi yang kuat tidak dapat
belajar efektif. Demikian pula anak yang tidak disukai oleh teman dan
lingkungan sosialnya akan menemui kesulitan belajar.
Sejalan dengan pendapat yang dkemukakan oleh ahli
diatas bahwa faktor intrinsik memang dipengaruhi oleh minat, cita-cita dan
kondisi siswa sehingga apabila seorang pendidik mampu mengakumulasi ketiga hal
tersebut maka dapat dipastikan bahwa pendidik tersebut mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa.
2.
Faktor ekstrinsik
a.
Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan salah satu yang
mempengaruhi motivasi belajar hal ini dapat ditinjau dari beberapa aspek yakni:
1)
Latar belakang pendidikan
Latar belakang pendidikan anggota keluarga menurut
saya memiliki peran dalam hal mempengaruhi motivasi belajar seorang anak.
Misalkan saja anak yang berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan
yang kurang tinggi pasti memiliki kendala dalam hal membangun motivasi belajar
anaknya.
2)
Perekonomian keluarga
Tak dapat dipungkiri bahwa ekonomi keluarga memegang
peranan dalam memengaruhi motivasi belajar, akan muncul masalah-masalah klasik yang
secara tidak lansung memengaruhi motivasi belajar misalnya pemenuhan alat alat
yang berkaitan dengan kegiatan belajar disekolah antara lain pakaian, alat
tulis menulis dan uang jajan namun kadang muncul fenomena bahwa anak yang
berasal dari keluarga kurang mampu justru merekalah yang berprestasi dan
sebaliknya anak yang berasal dari keluarga mampu justru mereka yang acuh tak
acuh.
3)
Sistem sosial dalam keluarga
Dari analisa yang saya lakukan bahwa nilai-nilai atau
norma yang diyakini dalam suatu keluarga memberi pengaruh terhadap motivasi belajar
contohnya anak keturunan nelayan, mereka sangat dipengaruhi oleh aturan-aturan
yang terbentuk dalam keluarganya misalkan setelah pulang sekolah mereka sering
pergi membantu orang tua mereka menangkap ikan sehingga muncul paradigma bahwa
tak perlu sekolah tinggi untuk menjadi nelayan, biar tidak sekolah tetap bisa
jadi nelayan. Kita dapat lihat realita bahwa anak yang berasal dari pesisir
jarang memiliki pendidikan yang tinggi.
b.
Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah merupakan titik sentral dimana
seorang anak berusaha untuk membangun pengetahuannya dan oleh karena itu ada beberapa
aspek dalam lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar antara
lain:
1)
Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana berpengaruh terhadap motivasi
belajar, secara tidak langsung kondisi dan ketersedian sarana akan dapat membangkitkan
motivasi belajar
2)
Guru
Guru sangat berperan dalam membangkitkan motivasi
belajar siswa hal ini karena guru berfungsi sebagai motivator, mediator dan fasilitator
maka posisi seorang guru sangat sentral dan paling utama dalam hal
membangkitkan motivasi belajar siswa.
3)
Manajemen sekolah
Manajemen sekolah berpengaruh dalam meningkatkan
motivasi belajar, kemampuan kepala sekolah dan staff pengajar dalam rangka
mengatur dan merancang jadwal pembelajaran memberi pengaruh dalam meningkatkan
motivasi belajar contoh misalkan penentuan mata pelajaran yang akan diajarkan
pertama dan terakhir misalkan matematika jangan diajarkan pada jam terakhir
karena konsentrasi siswa mulai berkurang.
c.
Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan tempat seorang anak
melakukan interaksi setelah pulang sekolah didalam masyarakat seorang anak belajar
tentang baik buruk sehingga akan berpengaruh terhadap motivasi belajar dan
dimasyarakat juga seorang anak akan bertemu dengan guru yang mengajarinya di
sekolah sehingga tingkah laku guru dalam masyarakat akan memberi mereka cara
pandang tentang yang diajarkan gurunya, misalkan seorang guru yang selalu
menyuruh anak didiknya untuk shalat berjamaah namun justru guru tersebut yang jarang
melakukan shalat berjamaah jadi ini akan menjadi reaksi dari pengetahuan yang
diajarkan guru tersebut dan muncul ketidakpercayaan.
H.
Usaha-usaha dalam
meningkatkan motivasi belajar.
Adapun usaha-usaha yang
harus dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar baik yang berkaitan
langsung maupun berdampak tidak langsung adapula usaha meningkatkan motivasi
belajar secara intrinsik dan ekstrinsik. Untuk meningkatkan motivasi belajar
peserta didik maka harus ada sinergitas
dari beberapa elemen yang bisa membangkitkan motivasi belajar peserta didik :
a.
Memaksimalkan sarana dan prasarana pembelajaran
b.
Merekrut tenaga pengajar yang profesional dan kompeten di bidangnya
c.
Manajemen sekolah harus akuntabel dan profesional
d.
Melibatkan seluruh stackholder.
I.
Hambatan dalam motivasi
1.
Kurangnya kepercayaan diri
Motivasi sangat memerlukan
sikap percaya diri. Percaya diri adalah sebuah sikap dimana kita merasa percaya
pada diri kita termasuk kepercayaan pada adanya potensi dan kekuatan pada diri
kita. Kebalikan dari percaya diri adalah rendah diri. Sikap rendah diri inilah
yang menimbulkan sikap lemah dan kurang semangat. Ini juga bisa menyebabkan tidak
bisanya memotivasi diri sendiri sebagai akibat dari tidak ada kepercayaan
didalam diri.
2.
Merasa Kalau Motivasi diri itu tidak Penting
Hambatan melakukan motivasi
diri lainnya adalah adanya sebuah perasaan bahwa motivasi itu tidak lah penting
dalam hidupnya. Bila Anda merasa bahwa motivasi diri itu tidak penting, maka
anda pasti akan sulit untuk memotivasi diri. Padahal sebaliknya, motivasi
adalah hal yang sangat penting sekali.
3.
Tidak Punya Tujuan Hidup
Bagi orang yang tidak punya
tujuan dalam hidupnya, maka tentu saja dia tidak akan semangat dalam menghadapi
hidupnya. Ini sangatlah berbahaya.
4.
Banyak Menerima Opini Negatif dari Orang Lain
Lingkungan memang sangat
berpengaruh terhadap sikap seseorang. Mungkin ada yang akan memberikan opini
negatif terhadap apa yang kita lakukan. Seperti adanya opini-opini bahwa kita
akan mengalami kegagalan jika kita ingin melakukan sesuatu. Ini akan membuat
semangat kita melemah.
5.
Adanya Perasaan Tidak
Memiliki Masa Depan Yang Jelas
Jika anda merasa anda tidak
memiliki masa depan yang jelas maka akan sulit sekali rasanya jika harus
memotivasi diri sendiri.
J.
Cara Meningkatkan Motivasi
Belajar
Ada beberapa bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain :
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai
simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai
angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai
raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi
belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka
tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya
angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya
saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi
motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang
akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu
pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang
individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi
belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih
bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah
satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat
terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat /meningkatkan
motivasi belajar
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan
ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan
dan akan jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi
belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar
lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan
berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan
baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk /reinforcement/ yang positif
dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada
waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi motivasi belajar serta
sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk /reinforcement/ yang negatif,
tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi
belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman
tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh
Fathurrohman dan Sutikno (2007:20) */motivasi belajar
siswa<http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/>/* dapat ditumbuhkan
melalui beberapa cara yaitu:
a) Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.
Pada permulaan belajar
mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan
Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka
makin besar pula motivasi dalam belajar.
b) Hadiah.
Hadiah akan memacu semangat
mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang
berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi
untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c) Saingan/kompetisi.
Guru berusaha mengadakan
persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha
memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d) Pujian.
Siswa yang berprestasi sudah
sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan
bersifat membangun. Dengan pujian siswa akan lebih termotivasi untuk
mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
e) Hukuman.
Hukuman akan diberikan
kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini
diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha
memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa adalah
hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan lain
sebagainya.
f)
Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan
memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat
membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan
metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa.
g) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Kebiasaan belajar yang baik
dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.
h) Membantu kesulitan belajar
Membantu kesulitan peserta
didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberap unsur
antara lain yaitu penggunaan metode untuk menyampaikan materi kepada para
siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan
menarik siswa untuk mencatat dan mempelajari materi yang telah disampaikan.
i) Menggunakan metode
Metode yang bervariasi akan
sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang
baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.
j) Menggunakan media yang
baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 2003. Perencanaan pengajaran
berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Hamzah.
2014. Teori motivasi dan pengukurannya:
analisis di bidang pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Siregar,
Eveline dan Nara, Hartini. 2011. Teori
belajar dan pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia
titanium alloys | TITanium Alloys | TITanium Alloys
BalasHapusTITanium Alloys, a premium titanium flask alloys manufactured under men\'s titanium wedding bands the titanium linear compensator brand of apple watch titanium T-Maxi, is made by T-M, T-MAXi, a subsidiary of the T-Maxi titanium camping cookware subsidiary of the T-Maxi €5.99