PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PROLIFE
PADA
KTD (KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN)
DI
WILAYAH PUSKESMAS BRANGSONG I
KABUPATEN
KENDAL
TAHUN
2016
Anis Nur Aini1
Rose Nurhudhariani2
Program Studi D IV Bidan Pendidik
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang
Abstrak
Latar
Belakang : Hasil study pendahuluan di Puskesmas Brangsong I pada bulan Maret
2016, didapatkan data bahwa selama tahun 2015 tercatat ada 15 wanita umur dibawah
25 tahun yang datang untuk Imunisasi TT Capeng (Calon Pengantin) dalam keadaan
hamil. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Partisipan
dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut : remaja
yang pernah mengalami kehamilan tidak diinginkan yang berusia 15-24 tahun dan
telah menikah, mampu berkomunikasi dan bersedia menjadi partisipan. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dengan jumlah partisipan 3 orang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa alasan pengambilan keputusan prolife pada KTD
adalah karena adanya dukungan dari keluarga dan pacar yang bersedia bertanggung
jawab serta adanya rasa kasihan pada janin yang dikandungnya. Dampak sosial,
psikologis, dan materi dari pengambilan keputusan prolife pada KTD adalah ibu
dengan kasus KTD awalnya merasa sakit hati dalam menanggapi asumsi negatif
lingkungan namun berusaha sabar, adanya cemoohan secara tidak langsung dan
terkadang secara langsung namun tidak mengucilkan dalam pergaulan di
masyarakat. Sedangkan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sudah merasa terpenuhi
karena adanya pemasukan dari hasil bekerja suami dan bahkan istri. Dukungan
keluarga dalam pengambilan keputusan prolife pada KTD adalah keluarga mendukung
kehamilan dengan memberikan perhatian, mendukung periksa hamil, keluarga ikut
aktif menjaga kehamilan seperti menganjurkan hal-hal yang baik bagi kehamilan,
suami biasa mengantarkan periksa hamil dan keluarga membantu dalam pemenuhan
kebutuhan hidup seperti membantu biaya kebutuhan sehari-hari walau sudah
bekerja.
Abstract
Background: Results s of a preliminary study in
Puskesmas Brangsong I in March 2016, the data found that during 2015, there
were 15 women aged under 25 years who came to TT Immunization Capeng (bride) is
pregnant. This research method using qualitative research. Participants in this
study was that meets the following criteria: adolescents who had experienced an
unwanted pregnancy is 15-24 years old and have been married, is able to
communicate and willing to be a participant. The samples in this study using
purposive sampling technique, with the number of participants 3. The results
showed that the reason for the decision-making ProLife at KTD is due to the
support of family and girlfriend who are willing to be responsible and their
compassion to the fetus. The social, psychological, and material from the
decision-making ProLife at KTD is a mother with KTD case initially was hurt in
response to negative assumptions environment but working patiently, their scorn
indirectly and sometimes directly but does not exclude the association in the
community. While in subsistence already felt fulfilled because of their income
from the working husband and wife even. Family support in decision making
ProLife at KTD is family support a pregnancy by providing attention, support
the pregnancy check, family participate actively maintain the pregnancy as
advocate things that are good for pregnancy, the husband usually brings
pregnancy check and families help in fulfilling the necessities of life such as
helping fees daily necessities even though they had worked.
Keywords: KTD; The
social; psychological and material; support family
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kehamilan tidak dikehendaki di kalangan
remaja akan memunculkan konsekuensi psikologis yang cukup berat. Hampir semua
remaja yang hamil pranikah mengalami tekanan psikologis yang berasal dari
ketidaksiapan psikososialnya untuk mengemban peran dan tanggung jawab sebagai
calon orang tua. Menurut Hidayana terdapat tiga faktor yang berperanan penting
dalam resolusi pengambilan keputusan tindak lanjut kehamilan. Pertama adalah
sikap significant people, terutama
sang pacar dan orang tua. Kedua adalah sikap terhadap aborsi dalam kaitannya
dengan nilai-nilai normatif dan ketiga adalah pertimbangan konsekuensi sosial
ekonomi. Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor tersebut, hal pertama yang
terpikirkan sebagai jalan keluar dari masalah kehamilan pranikah umumnya adalah
aborsi (Tukiran, dkk, 2010).
Diungkapkan dalam penelitian yang
dilakukan oleh (Fitriana, 2015) bahwa dukungan orang terdekat terhadap
kehamilan tidak diinginkan merupakan coping
konstruktif dalam menghadapi masalah. Penjelasan peran dan proses penyampaian
dukungan sosial pada remaja KTD diharapkan dapat mengurangi stressor yang
dirasakan remaja KTD. Dengan begitu, remaja KTD dapat merasakan kesejahteraan
subjektif dan terhindar dari depresi serta pilihan berisiko seperti aborsi.
Hasil dari penelitian tersebut dijelaskan bahwa Dukungan yang pertama diminta
remaja KTD adalah dukungan instrumental dan informasional. Dukungan tersebut
membuka pintu bagi dukungan emosional dari sumber yang beragam. Dukungan sosial
pada remaja KTD berperan dalam pembentukan pandangan positif atas masalah,
penerimaan kehamilan dan perencanaan akan masa depan diri dan anak. Dukungan
yang tidak memerhatikan aspek empati dan solidaritas, kejujuran dan ketulusan,
serta kebebasan akan berdampak pada keadaan psikologis remaja KTD.
Data WHO tercatat lebih dari 32 ribu
perempuan yang mengalami KTD dalam rentang waktu 2010-2014. Jumlah tersebut
menjadi salah satu yang paling tinggi di kawasan ASEAN (Ramona Sari, 2015).
Data SDKI 2007 menunjukkan dari 801
orang remaja yang telah melakukan hubungan seks pra nikah, sebanyak 81 orang
atau 11 persen berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan. Diantara remaja
yang hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5 persen mengakhiri kehamilannya
dengan melakukan aborsi. Dalam hal ini perempuan tetap menjadi pihak yang
paling dirugikan karena perempuanlah yang mempertaruhkan nyawanya (Tukiran,
dkk, 2010).
Tidak
ada angka yang pasti yang mencatat seberapa besar KTD di kalangan remaja. Hanya
saja sejak tahun 2010-2014, setiap tahun Youth Center PILAR PKBI Jawa Tengah
mencatat antara 65-85 kasus yang berkonsultasi dengan keluhan KTD. Sebagian
besar kasus yang datang adalah siswa SLTA dengan usia antara 15-18 tahun (PKBI
Jawa Tengah, 2015).
Hasil study pendahuluan di Puskesmas
Brangsong I pada bulan Maret 2016, didapatkan data bahwa selama tahun 2014
tercatat ada 6 wanita umur dibawah 25 tahun yang datang untuk Imunisasi TT
Capeng (Calon Pengantin) dalam keadaan hamil, sedangkan pada tahun 2015
tercatat ada 15 wanita umur dibawah 25 tahun dengan kasus serupa. Adanya kasus
KTD ini merupakan masalah bagi pihak Puskesmas Brangsong I, namun belum ada
tindak lanjut untuk mengatasi hal tersebut. Berdasarkan wawancara singkat pada
2 orang yang mengalami kasus KTD pada tahun 2015 didapatkan jawaban bahwa
alasan pengambilan keputusan prolife diantaranya karena paham akan akibat buruk
aborsi bagi kesehatan, merasa kasian pada janin dan takut menambah dosa.
Dukungan terpenting didapat dari sang pacar, selanjutnya dukungan dari orang
tua dan teman. Dampak yang dialami akibat kasus KTD diantaranya asumsi negatif
dari lingkungan sekitar, segi psikologis harus berupaya sabar menanggapi
tekanan batin akibat asumsi buruk lingkungan sekitar dan dari segi ekonomi bagi
yang mengalami KTD dalam keadaan belum punya pekerjaan sangat sulit mendapatkan
pekerjaan karena sebagian besar pabrik mencari tenaga kerja yang belum menikah
dan pertimbangan pendidikan rendah.
Berdasarkan study pendahuluan yang
dilakukan, maka peneliti mengambil judul “Proses pengambilan keputusan prolife
pada KTD di wilayah Puskesmas Brangsong I Kabupaten Kendal tahun 2016”.
B. Fokus
Penelitian
Penelitian
ini difokuskan untuk meneliti proses pengambilan keputusan prolife pada KTD
(Kehamilan Tidak Diinginkan) di wilayah Puskesmas Brangsong I Kabupaten Kendal tahun
2016.Yang menjadi fokus penelitian ini adalah:
1. Alasan
pengambilan keputusan prolife pada KTD
2. Dampak
sosial, psikologis dan materi dari pengambilan keputusan prolife pada KTD
3. Dukungan
keluarga dalam pengambilan keputusan prolife pada KTD.
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut diatas, penulis merumuskan permasalahan penelitian
yaitu “ Bagaimana proses pengambilan keputusan prolife pada KTD di wilayah
Puskesmas Brangsong I Kabupaten Kendal tahun 2016? ”
D. Tujuan
Penelitian
1. Tujuan
Umum
Mengetahui
proses pengambilan keputusan prolife pada KTD di wilayah Puskesmas Brangsong I
Kabupaten Kendal tahun 2016.
2. Tujuan
Khusus
a. Mengeksplorasi
alasan yang menjadi dasar pengambilan keputusan prolife pada KTD
b. Mengeksplorasi
dampak sosial, psikologis dan materi yang dialami dari pengambilan keputusan
prolife pada KTD
c. Mengeksplorasi
dukungan keluarga dalam pengambilan keputusan prolife pada KTD.
TINJAUAN TEORITIS
1.
Remaja
BKKBN mendefinisikan
remaja sebagai penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 10-19 tahun dan
belum menikah. Sedangkan WHO mendefinisikan remaja dalam dua kategori yaitu adolescence adalah periode kehidupan
pada usia 10-19 tahun dan youth
adalah periode kehidupan pada usia 15-24 tahun. Sehingga mereka yang disebut
sebagai orang muda (young people)
adalah mereka yang berusia 10-24 tahun (PKBI Jawa Tengah, 2014).
2.
Pengaruh buruk akibat terjadinya hubungan seksual pranikah
Kematangan
organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu mengendalikan
rangsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks pranikah.
Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan saja oleh pasangan,
khususnya remaja puteri, tetapi orang tua, keluarga, bahkan masyarakat. Akibat
hubungan seks pranikah :
a. Bagi remaja :
1)
Remaja pria menjadi tidak perjaka
dan remaja wanita tidak perawan
2)
Menambah resiko tertular penyakit
menular seksual (PMS), seperti: gonore (GO), sifilis, herpes simpleks
(genitalis), clamidia, kondiloma akuminata, HIV/AIDS
3)
Remaja puteri terancam kehamilan
yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi
organ-organ reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena perdarahan atau
keracunan kehamilan
4)
Trauma kejiwaan (depresi, rendah
diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan)
5)
Kemungkinan hilangnya kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja
6)
Melahirkan bayi yang kurang atau
tidak sehat
b. Bagi keluarga :
1)
Menimbulkan aib keluarga
2)
Menambah beban ekonomi keluarga
3)
Pengaruh kejiwaan bagi anak yang
dilahirkan akibat tekanan masyarakat di lingkungannya (ejekan)
c. Bagi masyarakat :
1)
Meningkatnya remaja putus sekolah,
sehingga kualitas masyarakat menurun
2)
Meningkatnya angka kematian ibu
dan bayi
3)
Menambah beban ekonomi masyarakat,
sehingga derajat kesejahteraan masyarakat menurun (Marmi, 2014)
3. Kehamilan
Tidak Diinginkan (KTD)
Unwanted
pregnancy atau dikenal dengan kehamilan yang tidak diharapkan merupakan suatu
kondisi ketika pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu
kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual,
baik yang disengaja ataupun tidak disengaja (Kumalasari dan Andhyantoro I,
2013).
Dampak kehamilan bagi
remaja bila kehamilan dipertahankan
1) Resiko
fisik
Kehamilan pada usia
dini bisa menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan, bahkan
bisa sampai pada kematian
2) Resiko
psikis atau psikologis
Ada kemungkinan pihak
perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kalau mau menikah, hal ini bisa juga
mengakibatkan perkawinan bermasalah dan penuh konflik karena sama-sama belum
dewasa dan siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Selain itu pasangan
muda terutama pihak perempuan akan dibebani oleh berbagai perasaan tidak nyaman
seperti dihantui rasa malu terus-menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa,
depresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Bila tidak ditangani dengan baik,
maka perasaan tersebut bisa menjadi gangguan kejiwaan yang lebih parah.
3) Risiko
sosial
Salah satu risiko
sosial adalah berhenti/putus sekolah atau kemauan sendiri dikarenakan rasa malu
atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah. Hingga saat
ini masih banyak sekolah yang tidak mentolerir siswi yang hamil. Risiko sosial
seharusnya dinikmati dan dianggap buruk karena melahirkan anak di luar nikah.
Di Indonesia, melahirkan anak di luar nikah masih sering menjadi beban orang
tua.
4) Risiko
ekonomi
Merawat kehamilan,
melahirkan dan membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya besar (Widyastuti Y,
dkk, 2009).
4. Dukungan
sosial
Dukungan
sosial
dapat disimpulkan
sebagai
kenyamanan,
perhatian, penghargaan, atau
bantuan yang
diperoleh seseorang
dari
interaksinya dengan
orang lain (Maslihah S, 2011).
Weiss (dalam Maslihah S, 2011) membagi
dukungan sosial ke dalam enam bagian yang
berasal dari
hubungan dengan individu
lain, yaitu: guidance,
reliablealliance,
attachment, reassurance ofworth,
socialintegration, dan opportunity
toprovide nurturance. Komponen-komponen itu sendiri
dikelompokkan ke dalam 2 bentuk,
yaitu instrumental
support dan emotional support. Sumber-sumber
dukungan sosial
Goetlieb (dalam Maslihah S, 2011), menyatakan
ada dua macam hubungan dukungan
sosial,
yaitu pertama, hubungan profesional
yakni
bersumber dari orang orang
yang ahli
dibidangnya,
seperti konselor,
psikiater, psikolog,
dokter maupun pengacara,
dan kedua, hubungan non profesional,
yakni bersumber
dari orang-orang terdekat seperti
teman, keluarga.
Kerangka
Teori
Skema 2.4
Aplikasi penelitian sesuai theory of
reasoned action
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Jenis dan Desain
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Yakni
menggali proses pengambilan keputusan prolife pada KTD (Kehamilan Tidak
Diinginkan) di wilayah Puskesmas Brangsong I Kabupaten Kendal Tahun 2016.
Penelitian
ini menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah metode pemilihan partisipan dalam suatu
penelitian dengan menentukan terlebih dahulu kriteria yang akan dimasukkan
dalam penelitian, dimana partisipan yang diambil dapat memberikan informasi
yang berharga bagi penelitian (Saryono, 2011), dalam penelitian ini yang
menjadi key person adalah tenaga
kesehatan (bidan).
B.
Waktu dan Tempat
Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai
dari bulan Nopember 2015 sampai dengan Agustus 2016.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian
dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Brangsong I Kabupaten Kendal.
C.
Partisipan
Kriteria
partisipan dalam penelitian adalah :
1. Remaja
yang pernah mengalami kehamilan tidak diinginkan yang berusia 15-24 tahun dan
telah menikah.
2. Mampu
berkomunikasi.
3. Bersedia
menjadi partisipan.
PEMBAHASAN
a. Mengeksplorasi tentang alasan pengambilan
keputusan prolife pada KTD
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan hasil yang mengemukakan
bahwa sebagian besar partisipan dengan kasus kehamilan tidak diinginkan belum
mempersiapkan pernikahan, orang yang pertama kali diberi tahu adalah pacar dan
bersedia bertanggung jawab, selanjutnya keluarga yang menyuruh untuk menikah,
dan yang menjadi alasan sebagai dasar pengambilan keputusan
prolife pada KTD adalah karena adanya dukungan dari keluarga dan pacar untuk
tetap mempertahankan kehamilannya, disamping pacar yang bersedia bertanggung
jawab untuk segera menikahinya serta adanya rasa kasihan pada janin yang
dikandungnya.
b. Mengeksplorasi
tentang dampak sosial, psikologis, dan materi dari pengambilan keputusan
prolife pada KTD
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan hasil yang mengemukakan bahwa
sebagian besar partisipan merasakan lingkungan berasumsi/berpendapat negatif
terhadap kehamilannya, tidak ada pengucilan dalam pergaulan di masyarakat namun
mendapatkan cemoohan secara langsung atau tidak langsung. Awalnya merasa sakit
hati dalam menanggapi asumsi lingkungan, namun berusaha sabar. Sedangkan
dalam pemenuhan kebutuhan hidup sudah merasa terpenuhi karena adanya pemasukan
dari hasil bekerja suami dan bahkan istri.
c. Mengeksplorasi
tentang dukungan keluarga dalam pengambilan keputusan prolife pada KTD
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan hasil yang mengemukakan bahwa keluarga
mendukung kehamilan dengan memberikan perhatian, mendukung periksa hamil,
keluarga ikut aktif menjaga kehamilan seperti menganjurkan hal-hal yang baik
bagi kehamilan, suami biasa mengantarkan periksa hamil dan keluarga membantu
dalam pemenuhan kebutuhan hidup seperti membantu biaya kebutuhan sehari-hari
walau sudah bekerja.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian “Proses
Pengambilan Keputusan Prolife Pada KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan) Di Wilayah
Puskesmas Brangsong I Kabupaten Kendal Tahun 2016” maka didapatkan kesimpulan:
1.
Alasan pengambilan
keputusan prolife pada KTD adalah karena adanya dukungan dari keluarga dan
pacar untuk tetap mempertahankan kehamilannya, disamping pacar yang bersedia
bertanggung jawab serta adanya rasa kasihan pada janin yang dikandungnya.
2.
Dampak sosial,
psikologis, dan materi dari pengambilan keputusan prolife pada KTD adalah ibu
dengan kasus KTD awalnya merasa sakit hati dalam menanggapi asumsi negatif
lingkungan namun berusaha sabar, adanya cemoohan secara tidak langsung dan
terkadang secara langsung namun tidak mengucilkan dalam pergaulan di
masyarakat. Sedangkan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sudah merasa terpenuhi
karena adanya pemasukan dari hasil bekerja suami dan bahkan istri.
3.
Dukungan keluarga dalam
pengambilan keputusan prolife pada KTD adalah keluarga mendukung kehamilan dengan memberikan perhatian, mendukung
periksa hamil, keluarga ikut aktif menjaga kehamilan seperti menganjurkan
hal-hal yang baik bagi kehamilan, suami biasa mengantarkan periksa hamil dan
keluarga membantu dalam pemenuhan kebutuhan hidup seperti membantu biaya
kebutuhan sehari-hari walau sudah bekerja.
B. Saran
1.
Masyarakat
Masyarakat
hendaknya meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat khususnya orangtua,
untuk mencegah terjadinya kehamilan tidak diinginkan dengan memperhatikan dan
menjaga pola pergaulan anaknya.
2.
Remaja
Remaja
seharusnya selalu menambahkan informasi dan pengetahuan dari tenaga kesehatan
khususnya tentang kesehatan reproduksi dan pola pergaulan yang sehat, dengan
harapan angka kejadian kehamilan tidak diinginkan bisa ditekan.
3.
Tenaga
Kesehatan
Tenaga
kesehatan hendaknya lebih memberikan sosialisasi akan pentingnya informasi
mengenai pola pergaulan sehat dan mengenai kehamilan tidak diinginkan terutama
tentang dampak dari kehamilan tidak diinginkan serta selalu mengevaluasi hasil
dari sosialisasi tersebut untuk lebih meningkatkan program yang dijalankan oleh
Puskesmas dengan sasaran pada remaja.
DAFTAR
REFERENSI
Fitriana. 2015. Penelitian : Peran Dukungan Sosial Pada
Remaja Dengan Masalah Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Di Surabaya. http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?act=view&buku_id=81798&mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&typ=html.
Marmi. 2014. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Maslihah, Sri. 2011. Penelitian : Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial,
Penyesuaian Sosial Di Lingkungan Sekolah
Dan Prestasi Akademik Siswa
SMPIT Assyfa Boarding School
Subang
Jawa Barat. https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjWvtqL0dDLAhUCwY4KHej7AAYQFgg2MAQ&url=http%3A%2F%2Fetheses.uin-malang.ac.id%2F613%2F6%2F09410060%2520Bab%25202.pdf&usg=AFQjCNH1mp7VJhQUJNsZ1HIlVWKYsy8HAg&bvm=bv.117218890,d.c2E
PKBI Jawa Tengah. 2014. Remaja. http://pkbijateng.or.id/tag/remaja/
Sari, Ramona (Sekretaris PKBI). 2015. Kehamilan Tidak Diinginkan. Tribun
Pontianak.
Tukiran, dkk. 2010. Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Widyastuti, Yani,
dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta : Fitramaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar