Selasa, 06 September 2016


Hipertensi dalam Kehamilan (Gejala, Resiko dan Pengobatannya)

Tekanan darah tinggi dan kehamilan tidak selalu berarti kondisi yang berbahaya. Inilah yang perlu diketahui ibu hamil agar lebih meningkatkan kesadaran merawat diri sendiri. Jika seorang ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan apakah membutuhkan perawatan khusus? Berikut ini, kita ulas penjelasan pakar dari Society of Obstetric Medicine, Inilah yang akan dibahas dalam artikel ini.

Jenis Hipertensi Kehamilan

Kadang-kadang tekanan darah tinggi sudah muncul sebelum kehamilan. Dalam kasus lain, tekanan darah tinggi menjadi semakin berkembang selama kehamilan. Beberapa diantara yang biasa terjadi adalah sebagai berikut :
Jenis tekanan darah tinggiKeterangan dari jenis tekanan darah tinggi
Hipertensi gestasionalWanita dengan hipertensi gestasional biasanya mengalami tekanan darah tinggi setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ada protein yang berlebih dalam urin atau tanda-tanda lain dari kerusakan organ. Beberapa wanita hamil dengan hipertensi gestasional akhirnya darah tingginya berkembang menjadi preeklamsia.
Hipertensi kronisHipertensi kronis adalah tekanan darah tinggi yang ada sebelum kehamilan atau terjadi sebelum 20 minggu kehamilan. Tetapi karena tekanan darah tinggi, biasanya tidak memiliki gejala, mungkin akan sulit untuk menentukan kapan terjadinya tekanan darah tinggi ini.
Hipertensi kronis dengan preeklamsiaKondisi ini terjadi pada wanita dengan tekanan darah tinggi kronis sebelum kehamilan yang kemudian berkembang bertambah buru. Tekanan darah tinggi ini disertai dengan ditemukannya protein dalam urin atau adanya komplikasi lain selama kehamilan.
Preeklamsia
Kadang-kadang hipertensi kronis atau hipertensi gestasional menyebabkan preeklamsia. Komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain biasanya setelah 20 minggu kehamilan.
Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan hal yang serius bahkan fatal seperti komplikasi bagi ibu dan bayi. Sebelumnya, preeklamsia didiagnosis ketika seorang wanita hamil memiliki tekanan darah tinggi dan ditemukan protein dalam urinnya. Namun, para ahli sekarang tahu bahwa itu bisa terjadi preeklamsia, meski tidak memiliki tanda-tanda protein dalam urin.
Preeklamsia kadang-kadang berkembang tanpa gejala. Tekanan darah tinggi dapat berkembang secara perlahan, namun lebih sering terjadi secara mendadak. Pemantauan tekanan darah adalah bagian penting dari perawatan kehamilan, karena tanda pertama preeklampsia umumnya peningkatan tekanan darah. Tekanan darah dari 140/90 (mm Hg) atau lebih besar.



Senin, 05 September 2016

ASI EKSKLUSIF



SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN
                                  
POKOK BAHASAN                        : ASI Eksklusif
SUB POKOK BAHASAN   : Penyuluhan Pemberian ASI Eksklusif
HARI / TANGGAL              : Kamis, 2 Mei 2016
WAKTU                                : 08.00
SASARAN                             : Ibu Hamil
TEMPAT                              : Di Kelurahan Jomblang RT 08 RW IV, Kec. Candi Sari, Kab. Semarang

A.    Tujuan Umum
Setelah memperoleh pendidikan kesehatan ini ibu dapat mengerti dan paham mengenai ASI eksklusif dan dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari – hari.

B.     Tujuan Khusus
Setelah memperoleh pendidikan kesehatan ini ibu mampu :
a.       Menjelaskan pengertian ASI eksklusif.
b.      Menjelaskan manfaat ASI eksklusif.
c.       Menjelaskan zat – zat yang terkandung di dalam ASI.
d.      Menjelaskan jenis – jenis ASI.
e.       Menjelaskan cara memperbanyak ASI.
f.       Menjelaskan cara pemerahan ASI.
g.      Menjelaskan cara penyimpanan ASI.
h.      Menjelaskan cara pemberian ASI eksklusif di waktu bekerja.

C.    Kegiatan
NO
TAHAP
WAKTU
KEGIATAN
PENYAJI
KEGIATAN
AUDIENCE
MEDIA
1
Pembukaan
3 menit
Salam pembuka
Menjelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan
Memperhatikan mendengarkan dan menjawab pertanyaan
Ceramah
2
Penyajian
12 menit
Menyampaikan materi pendidikan kesehatan secara berurutan dan teratur
Materi:
a.   Pengertian ASI eksklusif
b.   Manfaat ASI eksklusif
c.   Zat – zat yang terkandung dalam ASI
d.  Jenis – jenis ASI
e.   Cara memperba-nyak ASI
f.    Cara pemerahan ASI
g.   Cara penyimpa-nan ASI
h.   Cara pemberian ASI eksklusif di saat bekerja
Memperhatikan  dan mendengarkan keterangan dari pembicara
a.    Ceramah
b.    Demonstrasi
c.    Baskom
d.   Waslap
e.     Air hangat
f.     Cangkir beserta tutup
3
Penutup
5 menit
Melakukan tanya jawab bersama Ny.P mengenai materi pendidikan kesehatan
Memberikan kesimpulan atas penyuluhan yang disampaikan
Bertanya mengenai materi yang telah disampaikan
Mendengarkan dan memerhatikan jawaban serta kesimpulan dari pembicara

Tanya jawab


D.    Metode
a.       Ceramah
b.      Tanya jawab
c.       Demonstrasi
E.     Evaluasi
  1. Standar Persiapan       :
1)      Media dan alat memadai.
2)      Tempat sesuai dengan kegiatan
3)      Kesiapan materi sesuai sasaran
  1. Standar Proses                        :
1)      Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan tercapai dengan baik.
2)      Peserta antusias mendengarkan materi pendidikan kesehatan dari awal sampai akhir.
3)      Peserta antusias bertanya sesuai dengan permasalahan yang di hadapi.
4)      Pelaksanaan penyampaian pendidikan kesehatan berjalan dengan baik.
  1. Standar Hasil              :
1)      Pelaksanaan sesuai alokasi waktu.
2)      Peserta mengikuti pendidikan kesehatan dengan efektif dan kooperatif.
3)      Peserta menanyakan hal – hal yang kurang jelas.
4)      Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan.

F.     Pustaka
Baskoro, Anton. 2012. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Medika.



Semarang, 2 Mei 2016

Praktikan





Mahasiswa  

                    


LAMPIRAN

ASI EKSKLUSIF

A.    Pengertian ASI Eksklusi
ASI eksklusif adalah cara pemberian ASI saja tanpa diberikan tambahan atau makanan pendamping lain sampai usia bayi mencapai 6 bulan.

B.     Manfaat ASI Eksklusif
1.      Asupan nutrisi
2.      Meningkatkan kecerdasan
3.      Meningkatkan jalinan kasih sayang
4.      Menghemat biaya obat – obatan, tenaga, dan sarana kesehatan
5.      Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas

C.    Zat yang Terkandung Dalam ASI
1.      Faktor Bifidus
Mendukung proses perkembangan bakteri yang ”menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan.
2.      Laktoferin
Mengikat zat besi di dalam ASI sehingga zat besi tidak digunakan oleh bakteri pathogen untuk pertumbuhannya.
3.      Anti alergi
4.      Zat anti virus polio
5.      Membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai perisai untuk menghindari zat – zat merugikan yang masuk ke dalam peredaran darah.

D.    Jenis – Jenis ASI
1.      Kolostrum
Merupakan cairan yang pertama kali keluar kental dengan warna kekuning – kuningan dibandingkan susu matur. Kolostrum disekresikan pada hari 1 – 3, dan akan menggumpal bila dipanaskan. Kolostum merupakan pencahar yang baikuntuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bagi makanan bayi yang akan datang. Kolostrum lebih banyak mengandung karbohidrat, protein, mineral, antibodi yang memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan dibandingkan dengan ASI matur.
2.      Air Susu Masa Peralihan
Merupakan Asi peralihan antara kolostrum dan ASI matur. Air susu masa peralihan ini dikeluarkan pada hari ke 4 – 10. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin meninggi dan volume juga semakin meningkat.
3.      Air  Susu Matur
Merupakan ASI yang disekresikan pada hari ke 10 dan seterusnya, komposisinya relativ konstan. Merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari Ca-casein, riboflafin dan karoten yang terkandung di dalamnya. Air susu matur tidak akan menggumpal jika dipanaskan. Terdapat antimicrobial factor antar lain: antibody (kekebalan terhadap infeksi), protein, serta hormon – hormon.

E.     Cara Memperbanyak Produksi ASI
1.      Bayi menyusu setiap 2 jam selama 10 – 15 menit di setiap payudara.
2.      Bangunkan bayi, buka bedong yang membuat bayi gerah, dan duduklah selama menyusui.
3.      Pastikan bahwa bayi menyusu dengan posisi yang baik (menempel pada ibu) dan menelan secara aktif.
4.      Susui bayi di temapt yang tenang, nyaman, dan minumlah setiap kali menyusui.
5.      Tidur bersebelahan dengan bayi sehingga dapat menyusui setiap saat.
6.      Ibu mengoptimalkan istirahat dan asupan nutrisi.

F.     Cara Pemerahan ASI dengan Tangan
1.      Tangan dicuci sampai bersih.
2.      Siapkan cangkir atau gelas bertutup yang telah dicuci dengan air mendidih.
3.      Payudara dikompres dengan kain handuk yang hangat dan dimasase dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah kalang payudara. Ulangi pemijatan ini pada sekitar payudara secara merata.
4.      Dengan ibu jari di sekitar kalang payudara bagian atas dan jari telunjuk pada sisi yang lain, lalu daerah kalang payudara ditekan ke arah dada.
5.      Daerah kalang payudara diperah dengan ibu jari dan jari telunjuk, jangan memijat / menekan puting karena dapat menyebabkan rasa nyeri / lecet.
6.      Ulangi tekan – perah – lepas – tekan perah lepas, pada mulanya ASI tidak keluar, setelah beberapa kali maka ASI akan keluar.
7.      Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua sisi, agar yakin bahwa ASI telah diperah dari semua segmen payudara.

G.    Cara Penyimpanan dan Pemberian ASI Perah
1.      Di udara terbuka / bebas yaitu 6 -  jam.
2.      Di lemari es bersuhu 4C yaitu 24 jam.
3.      Di lemari pembeku bersuhu -18C yaitu 6 bulan.
4.      ASI yang telah didinginkan bila akan dipakai tidak boeh direbus, karena kualitasnya akan menurun yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup didiamkan beberpa saat agar tidak terlalu dingin, atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas. Memberikan ASI perah dengan menggunakan sendok.

H.    Cara Penerapan ASI Eksklusif selama Bekerja
1.      Selama masa cuti cukup berikan bayi ASI saja.
2.      Sebelum masa cuti habis ubah pola minum bayi dengan ASI perah.
3.      Sebelum berangkat bekerja susui bayi.
4.      Selama dikantor perah ASI setiap 3 – 4 jam.
5.      Simpan ASI perah dalam kulkas lalu bawa pulang.
6.      Setelah dihangatkan, berikan pada bayi menggunakan sendok.


Buka juga